Sejak para ilmuwan menemukan influenza menulari sapi Amerika awal tahun ini, mereka sudah bingung bagaimana cara penularannya dari satu hewan ke hewan lain. Sebuah eksperimen yang dilakukan di Kansas dan Jerman telah membuka sedikit cahaya pada misteri tersebut. Ilmuwan gagal menemukan bukti bahwa virus bisa menular sebagai infeksi pernapasan. Juergen Richt, seorang virolog di Kansas State University yang membantu memimpin penelitian tersebut, mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa virus tersebut utamanya menular melalui mesin perah yang terkontaminasi. Dalam sebuah wawancara, Dr. Richt mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut memberikan harapan bahwa wabah tersebut bisa dihentikan sebelum virus berevolusi menjadi bentuk yang bisa menyebar dengan mudah antara manusia. “Saya pikir ini adalah berita baik bahwa kita kemungkinan besar bisa mengendalikannya lebih mudah daripada yang orang kira,” kata Dr. Richt. “Semoga sekarang kita bisa mengalahkan hal ini.” Temuan tersebut belum diposting secara online atau dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang ditinjau oleh rekan sejawat. Seema Lakdawala, seorang virolog di Universitas Emory yang sedang meneliti virus tersebut di peternakan susu dan tidak terlibat dalam studi baru tersebut, memperingatkan bahwa memutus rantai penularan akan memerlukan perubahan serius dalam cara petani memerah sapi mereka. “Sungguh hebat bahwa hasil ini muncul,” katanya. “Tapi ini adalah masalah logistik yang nyata.” Pada Januari, para dokter hewan mulai melihat sapi individual mengalami penurunan produksi susu yang misterius. Mereka mengirim sampel ke Departemen Pertanian untuk diuji. Pada bulan Maret, departemen tersebut mengumumkan bahwa susu dari sapi-sapi di Kansas, New Mexico, dan Texas mengandung strain mematikan influenza yang tersebar luas di burung. Mereka juga menemukan virus tersebut dalam swab yang diambil dari mulut sapi di Texas. Sejak saat itu, 132 kandang di 12 negara bagian telah positif terinfeksi virus tersebut. Sapi-sapi tersebut mengalami penurunan produksi susu dan kemudian biasanya pulih, meskipun beberapa sapi telah mati atau disembelih karena tidak pulih. Para peneliti telah lama mengetahui bahwa beberapa strain virus influenza bisa menginfeksi sel-sel mammae di kelenjar susu dan bisa dikeluarkan melalui susu. Tapi mereka tidak pernah melihat epidemi flu burung beredar di sapi seperti tahun ini. Sejauh ini, pejabat negara atau federal melaporkan bahwa hanya tiga orang di Amerika Serikat yang terinfeksi dari sapi-sapi tersebut. Dua pekerja peternakan yang terinfeksi mengalami konjungtivitis, yang juga dikenal sebagai mata merah. Korban ketiga juga mengalami batuk dan gejala pernapasan lainnya. Penyebaran virus dengan cepat di antara sapi menyulitkan para ilmuwan. Salah satu penjelasan kemungkinan tentang penularan virus tersebut adalah bahwa virus tersebut memanfaatkan cara sapi perah di peternakan-peternakan besar. Pekerja membersihkan puting sapi, memerasnya dengan tangan untuk menghasilkan beberapa tetes kemudian me…