Menteri utamanya adalah salah satu yang terakhir mengetahui. Begitu rahasia, begitu terbatas hanya pada sekelompok kecil penasihat Presiden Emmanuel Macron keputusan kejutannya untuk membubarkan Parlemen dan mengadakan pemilihan legislatif Prancis.
Gabriel Attal, 35, adalah favorit pribadinya, bocah ajaibnya, ketika Mr. Macron menunjuknya sebagai perdana menteri pada bulan Januari. Namun, hanya beberapa bulan setelah mempercayakan tugas pada Mr. Attal untuk merevitalisasi pemerintahannya, Mr. Macron mengejutkannya saat ia mempertimbangkan salah satu keputusan paling penting dalam kepresidenannya: apakah akan mengadakan pemilihan pada saat partai anti-imigran National Rally sedang naik.
Gaya Mr. Macron selalu sangat top-down, tapi kali ini ia telah bermain dengan kemungkinan untuk membawa yang tadinya tidak terpikirkan dalam bentuk pemerintahan sayap kanan jauh. Kelompok kecil yang membuat keputusan sangat tertutup sehingga bahkan banyak menterinya dan pendukungnya menjadi bingung pada kesiapan Mr. Macron untuk mengambil risiko seperti itu.
Sebuah foto yang diposting oleh fotografer resmi Mr. Macron di Instagram menangkap keprihatinan ketika, pada 9 Juni, Mr. Macron memberi tahu pemerintahnya mengenai keputusannya. Mr. Attal, tangan terlipat, terlihat kosong. Gérald Darmanin, menteri dalam negeri jangka panjang yang sejak itu mengumumkan bahwa kemungkinan besar ia akan meninggalkan pemerintahan, terlihat tidak percaya, tangannya bersilang di depan wajahnya.
Mr. Macron, yang mendefinisikan dirinya sebagai seorang “optimis penentu,” bersikeras bahwa ia harus mengadakan pemilihan, yang akan meninggalkannya sebagai presiden tetapi bisa memaksa dia untuk berbagi kekuasaan dengan lawan-lawannya yang bersumpah selama tiga tahun terakhir masa jabatannya. Kata favoritnya sekarang adalah “klarifikasi” yang ia katakan hanya pemungutan suara nasional yang dapat memberikannya. Setelah partainya kalah telak oleh National Rally pimpinan Marine Le Pen dalam pemilihan Parlemen Eropa, untuk terus berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi akan menunjukkan sikap meremehkan terhadap demokrasi, katanya kepada jurnalis.
Namun, tidak ada yang mewajibkan dia untuk mengadakan pemilihan cepat, hanya beberapa minggu sebelum Olimpiade Paris, yang bisa membawa pemerintahan sayap kanan nasionalis ke kekuasaan.
“Dia telah bermain rolet Rusia dengan Prancis,” kata Célia Belin, seorang policy fellow senior di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa di Paris. “Hal itu hampir tak termaafkan.”
Tentu, ada sesuatu yang bergeser. Mr. Macron, yang menggemparkan negara tujuh tahun lalu ketika ia datang dari …
Misalkan tali jeladas di luar tesso tidak kasih harapan dan tidak kaburannya tentu djauh. Kakak.