Ma beberapa tahun lalu, suami saya sekarang, Alex, dan saya menghabiskan beberapa bulan berlayar di sekitar Indonesia, mengalami masa-masa baik — air laut berwarna biru tosca, ikan segar, dan matahari terbenam yang menakjubkan — dan masa-masa sulit, termasuk mesin kapal rusak. Kami juga berada di sana selama bulan Ramadan, saat istimewa untuk melakukan perjalanan di negara Muslim terpadat di dunia.
Di suatu saat, kami, yang asin karena terkena garam dan lapar, berlabuh di Belitung, sebuah pulau kecil di sebelah timur Sumatera. Saat itu, kami kebetulan mendaratkan kapal kecil kami di pulau tersebut saat perayaan Eid al-Fitr, festival penanda berakhirnya Ramadan, dan menemukan pantai pasir putih dipadati oleh keluarga yang sedang merayakan.
Tak lama setelah kedatangan kami, seorang wanita meraih tangan kami, tersenyum ceria dan berbicara dengan cepat dalam Bahasa. Pemahaman kami terhadap bahasa itu masih terbatas, tetapi maknanya jelas: kami diundang untuk duduk dan menikmati liburan dengan keluarganya. Kami duduk di atas selimut dan merasa senang dengan makanan lezat yang disajikan, seperti kari nangka, tumis kangkung, dan rendang daging sapi terbaik yang pernah saya cicipi.
Ketika merenungkan perjalanan Anda, mudah untuk terpusat pada saat-saat ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai rencana. Saat Anda menjadi korban pencurian. Sang resepsionis hotel yang tidak sopan. Atau saat, atau bahkan berulang kali, Anda tersesat parah. Akan tetapi, perjalanan juga menjadi kesempatan untuk memberikan dan terhubung dengan cara yang melebihi batas bahasa dan perbedaan budaya. Di musim liburan ini, dalam semangat rasa syukur, kami mengajak para pelancong untuk berbagi momen-momen kebaikan yang paling mengesankan yang pernah mereka saksikan atau alami selama perjalanan mereka, dekat dan jauh.
Apa saja momen-momen kebaikan yang tetap melekat dalam ingatan Anda, lokasi yang tanpa diduga ramah, atau orang asing atau kenalan yang membuat petualangan Anda lebih mudah (atau, dalam kasus saya, jauh lebih lezat)? Kami akan membaca setiap respons, dan menggunakan beberapa kisah yang Anda bagikan dalam artikel mendatang. Kami tidak akan mempublikasikan bagian dari respons Anda tanpa memberitahu Anda terlebih dahulu. Terakhir, kami tidak akan membagikan informasi kontak Anda di luar ruang redaksi The New York Times. Terima kasih.