Setidaknya empat orang, termasuk seorang balita berusia dua tahun, meninggal dalam dua upaya menyeberangi Selat Inggris dengan perahu yang penuh sesak.
Seorang balita telah terinjak mati dan tiga orang lainnya tewas dalam dua upaya menyeberangi Selat Inggris menggunakan perahu yang penuh sesak, kata otoritas Prancis.
“Seorang anak terinjak mati,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Retailleau pada Sabtu. “…Penyeludup memiliki darah dari orang-orang ini di tangan mereka, dan pemerintah kita akan meningkatkan perang melawan geng-geng yang memperkaya diri dengan mengatur penyeberangan mematikan ini.”
Jasad balita tersebut ditemukan di sebuah perahu pada Sabtu, dan tiga imigran dewasa tewas saat mencoba mencapai pantai Inggris di perahu lain, kata Jacques Billant, prefek region Pas-de-Calais, dikutip dari agen berita AFP.
Sebuah perahu karet yang membawa balita tersebut mengajukan permohonan bantuan pada Sabtu pagi yang dijawab oleh sebuah kapal derek Prancis, Abeille Normandie. Para pejabat mengatakan bahwa dari pukul 8 pagi hingga 9 pagi [06:00 hingga 07:00 GMT], kapal itu menampung 14 orang, termasuk yang telah meninggal.
Pejabat Prancis menjelaskan bahwa insiden tersebut bukanlah kecelakaan kapal dan anak yang meninggal ditemukan di dalam perahu tersebut daripada di air. Penumpang lain melanjutkan perjalanan mereka.
Perahu lain yang kelebihan penumpang juga mengalami kerusakan mesin di lepas pantai Calais, Prancis, yang menyebabkan kepanikan. Beberapa imigran jatuh ke laut dan diselamatkan.
Tiga orang – dua pria dan seorang wanita berusia sekitar 30 tahun – kemudian ditemukan tak sadarkan diri di dasar perahu, kata Billant kepada para wartawan.
Ketiga orang tersebut “mungkin terinjak, tercekik, dan tenggelam” di air di dasar perahu, kata prefek tersebut.
Penyeberangan terus berlanjut meski ada janji penindakan
Menteri Dalam Negeri Inggris Yvette Cooper mengutuk tragedi yang “mengerikan”.
“Sungguh mengerikan bahwa lebih banyak nyawa yang telah hilang di Selat hari ini, termasuk seorang anak kecil, karena geng penyeludup kriminal terus mengatur penyeberangan perahu berbahaya ini,” katanya dalam posting di X.
“Para geng tak peduli apakah orang hidup atau mati – ini adalah perdagangan yang mengerikan dalam kehidupan.”
Cooper mengatakan dia telah berhubungan dengan Retailleau, menambahkan bahwa keduanya bertemu pekan ini untuk mendiskusikan “tekad kami untuk meningkatkan kerjasama dan penegakan hukum untuk mengejar dan membongkar geng kriminal”.
Tragedi-tragedi terbaru ini membawa jumlah imigran yang tewas saat mencoba mencapai Inggris dari Prancis sebanyak 51 orang sejauh ini, menurut Billant. Delapan orang meninggal pada pertengahan September ketika perahu mereka yang kelebihan penumpang terbalik saat mencoba menyeberangi Selat.
Penyeberangan ke Britania Raya oleh imigran tanpa dokumen telah melonjak sejak tahun 2018, mencapai 25.000 sejak awal tahun ini. Pemerintah Prancis dan Inggris telah berupaya untuk menghentikan aliran pencari suaka dan imigran ini, yang mungkin membayar penyeludup ribuan euro untuk penyeberangan ke Inggris dari Prancis dengan perahu kecil.
Perdana Menteri Prancis yang baru, Michel Barnier, mengatakan pada Selasa bahwa negara tersebut membutuhkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat. Dia berjanji akan “tangguh” dengan para penyelundup, yang katanya “mengeksploitasi kesengsaraan dan keputusasaan” yang mendorong pencari suaka tanpa dokumen untuk mencoba menyeberangi Selat dan Laut Tengah.
Menghentikan kedatangan perahu kecil di pantai selatan Inggris adalah isu utama dalam pemilihan umum Britania pada bulan Juli dengan Perdana Menteri baru Keir Starmer mengumumkan rencana untuk mengatasi gelombang perahu kecil yang menyeberang dari Prancis setelah membatalkan rencana pemerintah Konservatif sebelumnya untuk mengusir pencari suaka ke Rwanda.
Cooper mengatakan pemerintah bertujuan selama enam bulan ke depan untuk mencapai tingkat deportasi pencari suaka yang gagal tertinggi dalam lima tahun.