Bangladesh tengah tegang karena kedua pihak, yakni para pengunjuk rasa anti-pemerintah dan partai pemerintah Awami League, akan mengadakan unjuk rasa di seluruh negeri pada hari Minggu.
Demonstrasi tersebut terjadi setelah terjadinya kekerasan mematikan selama protes bulan lalu terkait kuota dalam lowongan kerja pelayanan sipil, di mana lebih dari 200 orang tewas.
Kira-kira 10.000 orang dilaporkan ditahan dalam operasi penyergapan besar oleh pasukan keamanan dalam dua minggu terakhir. Mereka yang ditangkap termasuk pendukung oposisi dan mahasiswa.
Students Against Discrimination, kelompok di balik demonstrasi anti-pemerintah, telah meminta perdana menteri Sheikh Hasina untuk mundur.
Kelompok tersebut telah mengumumkan gerakan perlawanan sipil di seluruh negeri dimulai dari hari Minggu, mendorong warga untuk tidak membayar pajak atau tagihan utilitas. Para mahasiswa juga menuntut agar semua pabrik dan transportasi umum dihentikan.
Awami League, partai dari Ms Hasina, juga mengadakan longmarch di seluruh negeri pada hari Minggu.
Dengan kedua pihak siap mengadakan unjuk rasa, ada kekhawatiran akan terjadi kekerasan lebih lanjut.
Beberapa hari mendatang dipandang sebagai masa yang penting bagi kedua belah pihak.
“Sheikh Hasina seharusnya tidak hanya mengundurkan diri, tapi juga diadakan pengadilan atas pembunuhan, penjarahan, dan korupsi,” ujar Nahid Islam, salah satu pemimpin gerakan mahasiswa, kepada ribuan orang dalam sebuah pertemuan pada hari Sabtu di Dhaka.
Protes ini merupakan tantangan besar bagi Ms Hasina, yang terpilih untuk periode keempat secara berturut-turut dalam pemilihan Januari lalu, yang boykot oleh oposisi utama.
Mahasiswa turun ke jalan bulan lalu menentang kuota banyak lowongan kerja pelayanan sipil bagi keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh dengan Pakistan pada tahun 1971.
Sebagian besar kuota itu kini telah dikurangi oleh pemerintah berdasarkan keputusan pemerintah, namun mahasiswa terus melakukan protes, menuntut keadilan bagi mereka yang tewas dan terluka. Sekarang mereka menginginkan Ms Hasina untuk mundur.
Pendukung Ms Hasina menolak kemungkinan pengunduran dirinya.
Sebelumnya, Ms Hasina menawarkan dialog tanpa syarat kepada para pemimpin mahasiswa, mengatakan bahwa ia ingin kekerasan itu berakhir.
“Saya ingin duduk bersama para mahasiswa yang memprotes dan mendengarkan mereka. Saya tidak ingin konflik,” katanya.
Namun para mahasiswa demonstran menolak tawarannya.
Ms Hasina memanggil militer bulan lalu untuk mengembalikan ketertiban setelah beberapa kantor polisi dan bangunan pemerintah dibakar selama protes.
Kepala angkatan darat Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengadakan pertemuan dengan perwira junior di Dhaka untuk mengevaluasi situasi keamanan.
“Angkatan Darat Bangladesh selalu berdiri di samping rakyat dan akan terus melakukannya demi kepentingan rakyat dan dalam setiap kebutuhan negara,” ujar Jenderal Zaman, seperti yang dirilis oleh Direktorat Hubungan Masyarakat Antar Layanan.
Protes telah dimulai kembali di beberapa kota dan pemerintah kesulitan untuk mengendalikan gelombang kemarahan atas bagaimana awalnya merespons demonstrasi.
Media Bangladesh melaporkan bahwa kebanyakan dari mereka yang tewas dalam protes bulan lalu ditembak mati oleh polisi. Ribuan orang cedera.
Pemerintah berargumen bahwa polisi hanya menembak sebagai tindakan pembelaan diri dan untuk melindungi properti negara.