PADANG, Indonesia (AP) — Hujan lebat dan lahar dingin yang mengalir turun dari lereng gunung di Pulau Sumatera, Indonesia, memicu banjir bandang yang menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai beberapa orang lainnya, kata pejabat pada hari Minggu.
Hujan musim dan tumpahan lumpur dari aliran lahar dingin di Gunung Marapi menyebabkan sungai meluap dan merobohkan desa-desa di distrik Agam dan Tanah Datar di provinsi Sumatra Barat tepat sebelum tengah malam pada hari Sabtu. Banjir melanda orang-orang dan merendam lebih dari 100 rumah dan bangunan, kata juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Abdul Muhari.
Lahar dingin, juga dikenal sebagai lahar, adalah campuran material vulkanik dan kerikil yang mengalir turun dari lereng gunung saat hujan.
Pada hari Minggu, tim penyelamat telah mengevakuasi 11 mayat di desa paling terdampak di Canduang dan menemukan empat mayat lainnya di desa tetangga Sungai Pua, ujar Muhari.
Badan tersebut mengatakan dalam pernyataan bahwa setidaknya tujuh warga desa terluka akibat banjir bandang, dan penyelamat masih mencari korban lain yang mungkin. Dikatakan 60 orang telah mengungsi ke posko pemerintah sementara.
Bencana ini terjadi hanya dua bulan setelah hujan lebat memicu banjir bandang dan tanah longsor di distrik Pesisir Selatan dan Padang Pariaman Sumatera Barat, menewaskan setidaknya 21 orang dan meninggalkan lima orang lainnya hilang.
Gunung Marapi setinggi 2.885 meter (9.465 kaki) meletus akhir tahun lalu menewaskan 23 pendaki yang terjebak oleh letusan mendadak akhir pekan. Gunung berstatus tingkat tiga dari empat level peringatan sejak 2011, menandakan aktivitas vulkanik di atas normal yang menyebabkan pendaki dan warga harus menjauh lebih dari 3 kilometer (1,8 mil) dari puncak, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia.
Marapi dikenal dengan letusan tiba-tiba yang sulit diprediksi karena sumbernya dangkal dan dekat puncak, serta letusannya tidak disebabkan oleh pergerakan magma dalam yang memicu gempa yang terdaftar di monitor seismik.
Marapi telah aktif sejak letusan pada Januari 2023 yang tidak menimbulkan korban jiwa. Gunung tersebut termasuk di antara lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia, yang rentan terhadap goncangan seismik karena letaknya di “Ring of Fire” Pasifik, lengkungan gunung berapi dan jalur sesar mengelilingi Cekungan Pasifik.