Banjir di Yaman menyebabkan 57 orang tewas dan ribuan terdampar.

Drone menceritakan banjir di Hudaydah, Yaman. Banjir di Yaman sudah menewaskan minimal 57 orang dan ribuan terlantar, PBB bilang.

Lebih dari 34.000 keluarga terkena dampak oleh hujan lebat, yang dimulai pada akhir Juni dan memperburuk di awal Agustus, menurut kantor urusan kemanusiaan PBB (OCHA).

Ini memperburuk “situasi kemanusiaan yang sudah sangat mengerikan” di negara tersebut karena jutaan orang berjuang dengan dampak konflik sipil yang dimulai hampir 10 tahun lalu, tambah badan PBB itu.

“Kemampuan bencana ini sangat besar, dan kebutuhan kemanusiaannya sangat besar,” kata Matt Huber, kepala misi sementara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Yaman.

Wilayah yang terkena dampak banjir termasuk Hudaydah, Hajjah, Taiz, dan Marib.

Hudaydah adalah salah satu wilayah terdampak terparah. Banjir di sana telah mengungsikan lebih dari 6.000 keluarga dan menyebabkan kerusakan luas pada rumah dan layanan penting, kata PBB.

Jalan ditutup dan akses ke daerah terdampak tetap sulit, tambah badan itu.

IOM mengatakan sedang meningkatkan operasi darurat di negara tersebut.

Hajjah adalah salah satu wilayah yang terkena dampak banjir di Yaman, menurut PBB.

Media dalam negeri juga telah melaporkan kerusakan yang disebabkan oleh hujan lebat di negara tersebut.

Belqees TV, saluran berita lokal dan swasta, melaporkan bahwa lima orang tewas dan 10 lainnya terluka di Marib.

Sementara itu, situs web independen Al-Masdar Online menuduh pemberontak Houthi negara itu tetap diam tentang kerusakan di daerah yang berada di bawah kendali mereka di provinsi Hudaydah.

Houthi adalah kelompok pemberontak yang didukung oleh Iran dan menganggap Israel sebagai musuh.

Al-Masdar Online mengatakan “bencana terbesar” terjadi di distrik provinsi Hudaydah.

Yaman telah dihancurkan oleh konflik yang memburuk pada 2015, ketika Houthi merebut kendali atas sebagian besar negara dan koalisi pimpinan Arab Saudi meluncurkan operasi militer untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi.