Biden meminta maaf kepada Zelensky karena keterlambatan bantuan militer untuk Ukraina

Presiden AS Joe Biden telah meminta maaf kepada rekan sejawatnya, Volodymyr Zelensky, atas keterlambatan bantuan militer ke Ukraina dan telah berjanji memberikan dukungan sebesar $225 juta (£191 juta). Keduanya bertemu untuk berbicara di Paris, sehari setelah keduanya menghadiri peringatan 80 tahun pendaratan D-Day di Normandia, Prancis. Departemen Pertahanan AS mengatakan paket bantuan baru akan mencakup amunisi dan rudal anti-pesawat. Rusia meluncurkan invasi penuh ke Ukraina pada Februari 2022. Biden mengatakan keterlambatan bantuan sebelumnya disebabkan oleh beberapa anggota Partai Republik di Kongres, tetapi mengulangi dukungan AS untuk Ukraina. “Amerika Serikat akan berdiri bersama Anda,” kata Biden kepada Zelensky. “Anda belum menundukkan diri. Anda terus berjuang dengan cara yang luar biasa, sungguh luar biasa.” Sebagai respons, Zelensky menekankan pentingnya hubungan negaranya dengan AS, mengatakan itu sangat penting dalam melawan Rusia. “Sangat penting bagi Anda untuk tetap bersama kami,” katanya. “Kami mengandalkan dukungan Anda yang terus menerus dan berdiri tegak bersama kami.” Pada awal hari itu, Zelensky menyampaikan pidato di parlemen Perancis, mengatakan konflik saat ini dengan Rusia membuat Eropa “sayangnya tidak lagi benua perdamaian”. Ia juga mengungkapkan harapannya bahwa pertemuan di Swiss nanti bulan ini dapat membantu mengakhiri perang. Presiden Ukraina dijadwalkan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron selama kunjungannya. Berbicara di TV Prancis pada Kamis malam, Macron mengatakan Paris akan mengirimkan pesawat tempur Mirage 2000 ke Ukraina dan melatih pilot Ukraina. Dia mengatakan pelatihan bisa dimulai musim panas ini. “Biasanya Anda butuh antara lima, enam bulan. Jadi pada akhir tahun akan ada pilot. Para pilot akan dilatih di Prancis,” katanya. Macron juga mengatakan sekutu Barat akan mempertimbangkan permintaan untuk mengirim instruktur militer untuk melatih pasukan Ukraina di lapangan. Jurubicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan komentar Presiden Prancis menunjukkan bahwa dia bersedia mengambil peran “langsung” dalam konflik Ukraina. Perkembangan Jumat datang sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow dapat memberikan senjata kepada negara-negara dengan niat menyerang target-barat.

Putin membuat pernyataan tersebut sambil mengkritik pengiriman senjata jarak jauh oleh Barat ke Ukraina. Dia tidak merinci negara mana yang bisa dipasok senjata oleh Moskow. Beberapa negara termasuk AS telah memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menyerang target di dalam Rusia. Biden telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang diberikan Amerika untuk menyerang target di Rusia, tetapi hanya di daerah Kharkiv. Gedung Putih mengatakan Ukraina tidak boleh menggunakan rudal ATACMS jarak jauh di wilayah Rusia.