Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengatakan bahwa ia tidak ingin melihat terjadinya “perang besar” di Lebanon, sehari setelah pasukan Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran yang telah menewaskan ratusan orang di seluruh negeri itu.
Berbicara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Selasa, Biden mengatakan bahwa solusi diplomatis antara Israel dan kelompok Lebanon, Hezbollah, adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh.
“Perang besar bukanlah dalam kepentingan siapapun,” katanya.
Selama bulan-bulan terakhir, presiden AS telah dihadapkan dengan desakan untuk mengkondisikan dukungan pemerintahannya terhadap Israel yang terlibat dalam perang di Jalur Gaza, yang menewaskan lebih dari 41.400 warga Palestina. Para ahli juga telah memperingatkan Biden bahwa perang di Gaza bisa mengarah pada konflik regional yang lebih luas.
Namun, Demokrat tersebut – yang tidak mencalonkan diri dalam pemilihan November – tetap memberikan dukungan kuatnya terhadap pemerintah Israel, yang terus mendapat kritik terhadap pendekatan yang diambilnya.
Pidatonya tersebut datang ketika Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan pada hari Selasa bahwa setidaknya 569 orang, termasuk 50 anak, telah tewas dan 1.835 lainnya terluka dalam pengeboman Israel di berbagai bagian negara tersebut minggu ini.
Militer Israel juga terus meneruskan serangan di Jalur Gaza, menewaskan setidaknya 37 orang sepanjang hari Selasa, menurut Badan Pertahanan Sipil Palestina.
Selama pidato di PBB, Biden kembali menekankan panggilannya agar Israel dan Hamas, kelompok Palestina yang memerintah Gaza, untuk setuju pada kesepakatan gencatan senjata yang juga akan menjamin pembebasan tawanan Israel yang ditahan di enklave Palestina.
Namun, para kritikus mengatakan bahwa kegagalan Biden dalam memberikan tekanan pada Israel telah memungkinkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menggagalkan upaya gencatan senjata – dan meningkatkan serangan militer Israel di Lebanon.
Marwan Bishara, analis politik senior Al Jazeera, mengatakan bahwa meskipun Biden mengklaim bahwa ia tidak ingin melihat konflik regional pecah, AS sedang “membantu eskalasi menuju perang.”
“Mereka terus mendukung militer Israel tanpa syarat,” kata Bishara.
“Netanyahu membawa kawasan itu ke ambang, menuju bencana, dan Amerika Serikat melindunginya, melindunginya, mendanainya, dan memberinya senjata.”
Menteri Luar Negeri Lebanon juga mengatakan bahwa ia kecewa dengan komentar Biden mengenai Timur Tengah di Majelis Umum.
“Komentarnya tidak kuat, itu tidak menjanjikan, dan tidak akan memecahkan masalah Lebanon,” kata Abdallah Bou Habib selama acara Carnegie Endowment for International Peace.