Maestro Masakan Australia, Bill Granger, memang memiliki bakat yang luar biasa sejak usia dini. Dia mulai menunjukkan minatnya dalam dunia kuliner sejak usia 5 tahun, ketika ia sudah membawa sarapan “silver service” ke tempat tidur orangtuanya. Ia terus menelusuri kartu resep dari majalah, sebelum akhirnya memperhatikan para penulis kuliner seperti Elizabeth David dan Margaret Fulton. Beragam kuliner Melbourne pun menjadi sumber inspirasinya, dari dim sum, kofta Lebanon, kari Afrika, hingga keju Parmesan yang paling wangi.
Meskipun ayahnya adalah seorang lulusan sekolah swasta, Bill tidak langsung menemui kesuksesan di sekolah. Ia mengalami kesulitan namun juga gemilang di sekolah menengah, bahkan harus tiga kali mencoba sebelum lulus. Namun, ia meraih nilai tertinggi dalam seni. Ia sempat belajar arsitektur di Royal Melbourne Institute of Technology, namun merasa kurang cocok dengan ketatnya struktur di bidang tersebut.
Setelah itu, Bill pindah ke Sydney dan mendalami seni di sekolah seni. Namun, perjalanan ke Jepang, menjadi pelayan di restoran, dan bekerja di dapur akhirnya menginspirasinya untuk membuka restorannya sendiri, yakni Bills. Meskipun tanpa pelatihan formal sebagai koki, pengalaman tersebut memperkaya wawasannya dalam bidang kuliner.
Di Bills, Bill Granger menunjukkan kepiawaiannya dalam bisnis sarapan. Meskipun awalnya sulit mendapatkan tempat sewa karena usianya yang masih 22 tahun dan minim pengalaman komersial, ia akhirnya berhasil mewujudkan impian membangun tempat makan yang nyaman dan ramah.
Artikel ini dibuat oleh seorang jurnalis berpengalaman dengan energi positif dan pandangan politik yang sedikit condong ke kanan.