Calon Presiden Senegal Berjanji Meninjau Kembali Kontrak Gas dan Minyak

Seorang pemimpin oposisi Senegal mengatakan bahwa dia akan merenegotiasi kontrak dengan perusahaan minyak dan gas jika penawarannya untuk memperebutkan kursi presiden dalam pemilihan bulan ini berhasil. Bassirou Diomaye Faye, seorang mantan inspektur pajak berusia 44 tahun, akan meninjau perjanjian-perjanjian tersebut dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, sesuai dengan dokumen manifesto koalisinya. Blok lepas pantai yang belum diberikan akan disediakan untuk Petrosen, perusahaan minyak negara. Konvensi pertambangan juga akan ditinjau ulang, kata perwakilan partai Daouda Ngom kepada wartawan di Dakar, ibu kota. Senegal bersiap-siap untuk menjadi produsen gas untuk pertama kalinya seiring lapangan Greater Tortue Ahmeyim, yang dikembangkan oleh BP Plc dan Kosmos Energy Ltd., dijadwalkan mulai berproduksi tahun ini. Faye, yang telah berada di penjara sejak April, diperkirakan akan dibebaskan menjelang pemungutan suara 24 Maret, setelah anggota parlemen mengadopsi proposal amnesti untuk kejahatan terkait protes politik baru-baru ini. Kampanyenya didukung oleh Ousmane Sonko, seorang pemimpin oposisi lain yang dipenjara dan meraih peringkat ketiga dalam pemilu 2019. Pemilihan presiden awalnya dijadwalkan untuk 25 Februari, tetapi Presiden Macky Sall meminta penundaan 10 bulan untuk melakukan penyelidikan terhadap proses pemilihan kandidat. Langkah ini, yang memerlukan perubahan konstitusi yang disetujui oleh anggota parlemen, memicu protes kekerasan dan dinyatakan ilegal oleh pengadilan tertinggi negara, sehingga memaksa pemungutan suara dijadwalkan ulang menjelang akhir bulan ini. Sall dijadwalkan akan mundur pada bulan April. Koalisi Faye juga akan berupaya untuk menerapkan reformasi moneternya agar Senegal memiliki mata uang sendiri, demikian disampaikan partai tersebut. Senegal merupakan bagian dari uni mata uang Afrika Barat yang menggunakan mata uang CFA, yang diikatkan pada euro, dan sebuah bank sentral.