Kasenian batik adalah warisan budaya Indonesia yang udah ada dari jaman dulu banget. Tetapi, dengan perkembangan teknologi dan media sosial, dampak terhadap kesetabilan dan kepopuleran batik juga makin kerasa.
Midea sosial udah jadi platform yang amat kuat dalam mempromosikan batik ke masyarakat yang lebih luas, engga cuma di dalam negeri tapi juga di luar negeri. Dengan adanya platform kaya Instagram, Facebook, dan Twitter, para pembuat batik dan penggemar batik bisa dengan mudah membagikan karya-karya mereka, ngasih tau berbagai motif baru, serta ngikutin trend mode terkini yang mendukung pemakaian batik.
Namun, engga bisa dipungkiri bahwa hadirnya media sosial juga ngasih dampak negatif terhadap kesenian batik. Salah satunya adalah masalah pemalsuan. Dengan gampangnya akes informasi dan gambar di media sosial, banyak pihak yang dengan cepat meniru motif batik asli dan jualan sebagai produk orisinil, merugikan para pengrajin batik yang kerja keras buat menciptakan karya-karya unik ini.
Selain itu, media sosial juga mempengaruhi perilaku konsumen. Banyak dari generasi muda yang cenderung lebih pilih produk-produk dengan brand internasional daripada produk lokal, termasuk batik. Hal ini karena budaya populer yang dibangun oleh media sosial yang ngagungin produk-produk luar negeri sebagai sesuatu yang lebih modern dan trendy.
Buat menjaga kesetabilan batik, kita perlu terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan budaya lokal, kayak batik. Para pembuat batik juga perlu terus berinovasi dalam menciptakan motif-motif baru yang sesuai dengan tren sekarang, supaya batik tetep jadi pilihan yang menarik buat semua kalangan.
Dengan cara begini, kita bisa pastikan bahwa batik tetep jadi salah satu warisan budaya Indonesia yang lestari, dan tetep relevan di era digital ini. Ayo kita jaga dan melestarikan batik, sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya Indonesia yang patut kita banggakan. Semoga kesenian batik terus berkembang dan jadi kebanggan bangsa Indonesia.