Urbanisasi menunjukkan bagaimana perkembangan kota-kota besar akan berdampak langsung pada praktik-praktik tradisional masyarakat. Perubahan yang cepat dalam pola pemukiman, gaya hidup, dan nilai-nilai sosial telah membuat masyarakat kota kehilangan hubungannya dengan tradisi mereka. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana urbanisasi memengaruhi praktik budaya yang telah diwarisi dari generasi ke generasi.
Salah satu dampak terbesar dari urbanisasi adalah hilangnya keterkaitan antara masyarakat perkotaan dengan akar budaya mereka. Praktik-praktik tradisional seperti upacara adat, pertunjukan seni tradisional, dan pola pertanian telah terpinggirkan oleh modernisasi perkotaan. Banyak generasi muda yang tumbuh di perkotaan tidak lagi memiliki pemahaman yang kuat tentang tradisi leluhur mereka, karena lingkungan perkotaan lebih menekankan pada gaya hidup modern dan konsumerisme.
Selain itu, urbanisasi juga memengaruhi perekonomian masyarakat tradisional. Banyak petani tradisional yang terpaksa meninggalkan profesi mereka dan mencari pekerjaan di kota-kota besar. Hal ini berdampak pada melemahnya praktik-praktik pertanian tradisional dan hilangnya pengetahuan tentang budidaya tanaman lokal. Alhasil, keberlangsungan pangan lokal menjadi terganggu dan masyarakat kota bergantung pada pasokan pangan dari luar kota.
Tidak hanya itu, urbanisasi juga berdampak pada norma-norma sosial dalam masyarakat tradisional. Nilai-nilai seperti gotong royong, kekeluargaan, dan solidaritas sosial menjadi tergeser oleh individualisme yang lebih dominan di lingkungan perkotaan. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan sosial dan mengancam keberlangsungan praktik-praktik tradisional yang bergantung pada kekuatan komunitas.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa urbanisasi juga membawa dampak positif pada perkembangan budaya tradisional. Seiring dengan kemajuan teknologi dan akses informasi yang lebih mudah, masyarakat perkotaan memiliki kesempatan untuk memperkenalkan dan memperbarui praktik-praktik tradisional mereka. Ada dorongan untuk memadukan nilai-nilai budaya tradisional dengan kebutuhan modern untuk menciptakan identitas budaya yang unik dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat perkotaan untuk memperhatikan dampak urbanisasi pada praktik-praktik tradisional. Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Pendidikan tentang budaya lokal perlu ditingkatkan di lingkungan perkotaan, sehingga generasi muda dapat menghargai dan memahami nilai-nilai tradisional mereka.
Selain itu, program-program untuk mendukung ekonomi petani tradisional dan pengrajin seni lokal perlu didorong agar praktik-praktik budaya tradisional dapat terus bertahan dan berkembang di tengah arus modernisasi perkotaan. Hanya dengan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan, kita dapat memastikan bahwa urbanisasi tidak menghancurkan warisan budaya yang telah menjadi bagian penting dari identitas bangsa kita.