Sebanyak sekitar 20 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam dua minggu saat melakukan perjalanan berbahaya di atas perahu yang sangat penuh.
Paling tidak delapan orang meninggal semalam saat mencoba menyeberangi Selat Inggris dari Prancis ke Britania Raya, menurut otoritas regional Prancis.
“Beberapa migran kehilangan nyawa mereka,” kata prefektur Pas-de-Calais pada hari Minggu. Agensi berita AFP, mengutip sumber polisi Prancis, melaporkan bahwa tragedi itu terjadi setelah perahu yang mereka tumpangi terbalik.
Pengumuman tersebut datang kurang dari dua minggu setelah 12 orang tewas setelah perahu yang mereka tumpangi terbalik saat mencoba menyeberangi Selat.
Ini adalah bencana paling mematikan tahun ini dan meningkatkan jumlah kematian migran dan pengungsi di Selat menjadi 37, naik dari 12 pada tahun 2023.
Prefek regional Jacques Billant dijadwalkan akan mengadakan konferensi pers nanti dalam hari ini, kata kantornya.
Otoritas maritim mengatakan pada hari Sabtu bahwa banyak upaya oleh orang-orang untuk melakukan penyeberangan berbahaya dengan perahu kecil telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir, dengan 200 orang diselamatkan dalam 24 jam selama Jumat dan Sabtu saja.
Menurut pejabat Inggris, lebih dari 22.000 migran dan pengungsi telah tiba di Inggris dengan menyeberangi Selat sejak awal tahun ini.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji pada musim panas ini untuk memperkuat “kerja sama” dalam menangani lonjakan jumlah migran tanpa dokumen.
Pada bulan Juli, empat orang meninggal saat perahu karet mereka terbalik di lepas pantai Boulogne-sur-Mer di Prancis utara.
Pada bulan April, lima orang, termasuk seorang anak, meninggal di atas perahu yang sangat penuh membawa 112 orang dari Wimereux, sekitar 32km (20 mil) di sebelah barat daya pelabuhan Calais Prancis ke Inggris.
Bencana tunggal yang paling mematikan sejauh ini terjadi pada November 2021 ketika 27 orang tewas saat perahu mereka terbalik.