Departemen Kehakiman menuduh warga Rusia karena diduga melakukan peretasan terhadap sistem pemerintah Ukraina pada tahun 2022

Jaksa federal mengatakan bahwa mereka sedang mencari seorang warga sipil Rusia yang diduga telah meretas puluhan lembaga pemerintah Ukraina menjelang invasi tahun 2022. Amin Stigal, 22 tahun, dicari karena diduga terlibat dalam konspirasi untuk melakukan intrusi dan kerusakan komputer, demikian kata Departemen Kehakiman setelah mengungkapkan dakwaan pada hari Rabu.

Departemen Kehakiman mengklaim bahwa Stigal mendukung kegiatan GRU Rusia dengan menyediakan infrastruktur bagi mereka untuk melakukan serangan cyber, dan diduga telah menggunakan malware bernama “WhisperGate” untuk menargetkan entitas pemerintah yang termasuk unit militer dan sistem infrastruktur kritis.

Malware itu membuat korban merasa seolah-olah mereka sedang disasarkan dalam serangan ransomware, padahal data mereka sebenarnya telah dihapus dan sistem mereka tidak dapat dioperasikan, demikian dakwaan tersebut.

Sebelum menginstal malware, jaksa mengklaim bahwa Stigal dan rekan-rekannya akan mengambil data dari target mereka dan akan memasarkannya di internet, dengan tujuan “menimbulkan kekhawatiran” di kalangan warga Ukraina terkait keamanan informasi pribadi mereka menjelang invasi Rusia.

Dalam serangan cyber Januari 2022, para peretas mengompromi komputer yang menyimpan informasi termasuk catatan kriminal, data kesehatan pasien, dan informasi asuransi kendaraan bermotor, demikian jaksa klaim.

Para peretas kemudian diduga telah memposting pesan di situs web pemerintah Ukraina yang berbunyi, “Warga Ukraina! Semua informasi tentang Anda telah menjadi publik, takutlah dan siapkan yang terburuk. Ini untuk masa lalu, sekarang, dan masa depan Anda,” sesuai dengan dakwaan tersebut.

Jaksa juga menuduh kelompok ini meretas infrastruktur transportasi negara Eropa Tengah yang tidak disebutkan namanya pada bulan Oktober 2022 yang telah mendukung Ukraina, dan mengklaim bahwa mereka juga “memeriksa sistem” di Amerika Serikat, termasuk sebuah agensi pemerintah yang tidak disebutkan namanya di Maryland.

Dakwaan tidak menyatakan apakah sistem agensi Amerika tersebut telah diinfiltrasi atau terpengaruh oleh malware kelompok tersebut.

Suatu hadiah sebesar $10 juta ditawarkan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Stigal, menurut Departemen Kehakiman.