Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memuji Kanselir Jerman Olaf Scholz atas penolakannya untuk memasok rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina. Lavrov menggambarkan posisi Scholz, yang telah dipertahankannya selama berbulan-bulan meskipun desakan dari Kiev, sebagai “bertanggung jawab” dalam konferensi pers di KTT G20 di Rio de Janeiro pada hari Selasa. Diplomat Rusia teratas tersebut mencatat bahwa Scholz telah mendapat tekanan tidak hanya dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tetapi juga dari anggota koalisi pemerintahan sendiri dan oposisi konservatif di Jerman. Lavrov menyebutnya sebagai “fakta yang tak terbantahkan” bahwa sikap Scholz bertentangan dengan orang lain di Eropa, termasuk para pemimpin Inggris dan Prancis. Sementara itu, Zelensky mengatakan bahwa doktrin nuklir baru Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir, berarti saatnya bagi Scholz untuk mempertimbangkan ulang sikapnya terhadap rudal Taurus, yang memiliki jangkauan sekitar 500 kilometer. Scholz telah menolak pengirimannya terlepas dari keputusan yang diambil oleh sekutu NATO lainnya, dengan alasan bahwa hal itu akan menimbulkan risiko eskalasi yang besar.