Tiga orang telah didakwa dalam dugaan rencana Iran untuk membunuh Presiden terpilih Donald Trump, seorang aktivis keturunan Iran-Amerika, dan dua warga Amerika Yahudi yang tinggal di New York, menurut pembukaan eksepsi pidana yang diumumkan Jumat di New York.
Farhad Shakeri, Carlisle Rivera, dan Jonathan Loadholt didakwa atas pembunuhan berbayar, menurut Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Rivera dan Loadholt telah ditangkap, sedangkan Shakeri, yang FBI gambarkan sebagai “aset” dari Korps Garda Revolusioner Islam Iran, diyakini berada di Tehran.
Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran menyuruh Shakeri untuk mengawasi dan membunuh Trump untuk membalas kematian Qassem Soleimani, pemimpin Pasukan Quds elit Iran, dalam serangan drone AS di Baghdad pada Januari 2020, menurut eksepsi tersebut.
Para demonstran Iran mengangkat poster Jend. Garda Revolusioner Qassem Soleimani yang telah wafat, tengah dan kiri, yang tewas di Irak dalam serangan drone AS pada tahun 2020, selama rapat tahunan di depan bekas Kedutaan Besar AS di Tehran, Iran, 3 November 2024.
Shakeri beremigrasi ke Amerika Serikat namun dideportasi pada tahun 2008 setelah dihukum penjara atas perampokan, menurut Departemen Kehakiman. Saat di penjara, dia bertemu Rivera dan Loadholt dan mempekerjakan mereka untuk menyasar seorang aktivis keturunan Iran- Amerika yang tinggal di Brooklyn, menurut eksepsi tersebut.
Meskipun tidak disebutkan namanya dalam eksepsi, aktivis tersebut mencocokkan deskripsi dari Masih Alinejad, jurnalis produktif dan aktivis hak asasi manusia yang telah kritis terhadap pemerintah Iran dan diincar dalam beberapa rencana. Jaksa federal mengumumkan tuduhan pidana bulan lalu terhadap Brig. Jend. IRGC Ruhollah Bazghandi terkait dengan dugaan rencana pembunuhan terhadap Alinejad.
Pasukan Garda Revolusioner Iran juga menyuruh Shakeri untuk melakukan pembunuhan terhadap warga Amerika dan Israel yang berada di Amerika Serikat, termasuk Trump, kata eksepsi tersebut.
Mantan Presiden dan kandidat presiden Republik Donald Trump menghadiri rapat umum di Cumming, Georgia, 15 Oktober 2024.
Pada pertengahan hingga akhir September, Shakeri memberi tahu FBI bahwa pejabat IRGC menginstruksinya “untuk mengesampingkan upayanya yang lain” dan “berfokus pada pengawasan, dan, akhirnya, membunuh mantan Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump,” kata eksepsi tersebut. Ketika Shakeri memberitahu penanganannya bahwa itu akan membutuhkan biaya yang sangat besar, pejabat IRGC dikutip mengatakan “kita sudah menghabiskan banyak uang… jadi uang bukan masalah.”