Dua seniman Afrika sedang memamerkan karya mereka di galeri di kawasan Chelsea New York.
Seniman asal Afrika Selatan, penyembuh dan pemimpin spiritual Andile Dyalvane, sedang memamerkan serangkaian bejana tanah liat yang galerinya, Friedman Benda, mengatakan, “menyimbolkan sejarah trauma dan duka sedangkan menawarkan perspektif harmoni dan penyegaran.”
Bejana tanah liat oleh seniman Afrika Selatan Andile Dyalvane dipajang di Friedman Benda di Chelsea Friedman Benda
Dan seniman Nigeria Nengi Omuku sedang memamerkan delapan lukisan minyak di galerinya, Kasmin, yang dikatakan “direalisasikan secara unik pada tekstil Nigeria tradisional sanyan,” kain anyaman Yoruba.
Karya-karya Dyalvane dibuat dari tanah liat yang diambil dari sungai di sekitar tempat kelahirannya, desa Ngobozana di Eastern Cape, sebuah material yang dikatakan galerinya membangkitkan “komunikasi langsung dan visceral dengan tanah dan bisikan” nenek moyang seniman itu.
Setiap bejana miliknya robek, dilukai dan dihias dengan tanda dan goresan, yang galeri sebut “pengingat dari praktik scarification Xhosa.”
Mereka dihiasi dengan warna-warna yang cerah yang galeri percayai “menunjukkan bunga liar dan tanah yang terbakar.”
Bejana tersebut dipresentasikan dalam lingkaran, di tengah-tengahnya adalah totem yang dikelilingi oleh pot-pot kecil untuk minum dan memasak.
Seniman yang lahir pada tahun 1978 di Ngobozana dan dibesarkan berladang dan mengurus kawanan sapi ayahnya, mengembangkan, kata galerinya, “koneksi yang dalam dengan tanah dan budaya Xhosa-nya yang terdengar kuat melalui karyanya saat ini. Media tanah liatnya, atau umhlaba (ibu bumi), dalam bentuk paling fundamentalnya adalah koneksi yang menegaskan hidup dengan tanah.”
Menurut Kasmin, lanskap dan warna Omuku “memberikan ruang pelindung bagi potret individu dan kelompok yang longgar digambarkan oleh seniman. Merangkai interior dan eksterior, sosok dan latar, Omuku mengeksplorasi tema tempat perlindungan dan ketenangan yang diseliputi dengan narasi pribadi yang diambil dari pengalaman terbarunya di Lagos, London, New York, dan Italia.”
Diapit dari langit-langit galeri, karya-karyanya menampilkan tanaman, bunga, sosok dari komunitasnya dan apa yang disebut oleh Kasmin sebagai “langit spektakuler.” Mereka dibuat selama masa perubahan dalam hidup seniman itu, ketika ia dihadapkan pada kebakaran studio, banjir, dan ketegangan politik di negara asalnya.
Karya-karya tersebut dilukis baik pada sanyan vintage, maupun pada kain-kain baru yang dipesan oleh seniman untuk menjaga tradisi anyaman tetap hidup. connor94