Dalam perjalanan perkembangan seni lukis, Eighteen Salasi, seorang penulis buku Seni Rupa SMP, menggambarkan bahwa seni lukis dibagi menjadi dua gaya, yaitu tradisional dan modern.
Gaya tradisional mengacu pada warisan turun-temurun dalam seni lukis yang tidak berubah dari masa ke masa. Terbagi menjadi primitif dan klasik, gaya primitif menonjolkan keindahan sederhana dalam bentuknya, misalnya lukisan dari suku Asmat di Papua dan masyarakat Aborigin di Australia. Sementara itu, gaya klasik dipengaruhi oleh kebudayaan masa Hindu-Buddha, tercermin dalam seni ukiran di Candi Borobudur dan Prambanan.
Di sisi lain, seni lukis modern menunjukkan kemajuan, perubahan, dan inovasi. Terbagi menjadi empat aliran utama: representatif, deformatif, nonrepresentatif, dan postmodern.
Aliran representatif menampilkan kenyataan yang sesungguhnya dalam karya lukisnya. Termasuk di dalamnya adalah romantisme yang menampilkan cerita kehidupan manusia atau hewan, naturalisme yang menggambarkan alam, dan realisme yang menampilkan kehidupan nyata. Para pelukis seperti Francisco Goya, Turner, Rubens, Raden Saleh, Calude, Gainsborough, Mas Pirngadi, Basuki Abdullah, Rembrandt van Rijn, Tarmizi, dan Wardoyo tergolong dalam aliran ini.
Aliran deformatif mengubah bentuk alam menjadi baru namun masih terlihat aslinya. Di antaranya adalah surealisme yang melampaui kenyataan, impresionisme yang menangkap kesan saat objek dilukis, ekspresionisme yang menggambarkan keadaan jiwa pelukis, dan kubisme yang menggunakan bentuk dasar kubus atau segi empat. Pelukis terkenal dalam aliran ini antara lain Salvador Dali, Claude Monet, Paul Cezzanne, Georges Seurat, S. Sudjojono, Affandi, Vincent van Gogh, Pablo Picasso, But Mochtar, dan Fajar Sidik.
Aliran non-representatif, atau abstraksionisme, menciptakan karya yang sulit dikenali, berupa lukisan abstrak yang bebas dari bentuk alam. Ada abstrak ekspresionis dan abstrak murni, dilukis oleh seniman seperti Wassily Kandinsky, Jackson Pollock, Amri Yahya, dan Srihadi.
Terakhir, aliran postmodernisme menampilkan gaya pasca-modern yang lebih bebas tanpa aturan baku. Ciri khasnya adalah paduan sederhana dan sedikit ornamen, dengan eksplorasi yang memberikan kritik sosial. Aliran ini mencoba menyampaikan nilai atau ekspresi kritik pada masyarakat.
Dengan beragamnya aliran seni lukis yang ada, terbuka kemungkinan untuk lebih memahami dan mengapresiasi kekayaan seni di dunia.