File Audio yang Bocor yang Diperoleh oleh Mata-mata Rusia Mengungkapkan Jerman Mempertimbangkan Memberikan Rudal kepada Ukraina untuk Menghancurkan Jembatan Kunci di Crimea: WSJ

Mata-mata Rusia merekam percakapan yang melibatkan para pejabat militer Jerman teratas, seperti dilaporkan oleh WSJ. Para pejabat sedang membahas rencana untuk mengirimkan rudal ke Ukraina yang dapat menghancurkan jembatan Krim. Tujuan tersebut menjadi salah satu alasan utama Jerman enggan memberikan rudal tersebut. Audio yang bocor dan diperoleh oleh mata-mata Rusia kemudian disiarkan oleh jaringan berita yang dikendalikan negara Rusia, RT, pada Jumat. Audio tersebut menunjukkan bahwa pejabat Jerman teratas sedang membahas rencana untuk mungkin mengirimkan rudal canggih berjangkauan jauh kepada Ukraina yang dapat menghancurkan jembatan Kerch yang penting. Para pejabat Jerman senior mengonfirmasi keaslian audio tersebut kepada The Wall Street Journal. Audio tersebut terkait dengan pertemuan yang diadakan pada bulan Februari, di mana Kepala Angkatan Udara teratas Jerman, Jend. Ingo Gerhartz, mengumpulkan para ajudannya untuk menyusun presentasi bagi Menteri Pertahanan negara. Presentasi tersebut seharusnya menguraikan bagaimana Jerman bisa mengirimkan rudal Taurus, rudal pandu berjangkauan jauh, kepada Ukraina dan berapa banyak rudal yang diperlukan untuk menghancurkan Jembatan Kerch. Rudal-rudal tersebut menjadi salah satu permintaan kunci dari Ukraina kepada Jerman. Taurus memiliki jangkauan sekitar 310 mil, menurut MBDA, produsen rudal Eropa, dan kemampuan siluman yang dapat menghindari deteksi radar, memungkinkan untuk menargetkan infrastruktur yang lebih kompleks seperti jembatan. Tetapi Rudal-rudal tersebut juga menjadi alasan utama para pejabat Jerman enggan, yang justru membuat frustasi beberapa pejabat dalam kabinet Scholz dan opsi konservatif, untuk memberikan senjata kepada Ukraina. Taurus adalah senjata yang memiliki jangkauan yang sangat luas, kata Scholz pada hari Senin dalam sebuah konferensi yang diadakan oleh kantor berita Jerman dpa, menurut The Associated Press. Kanselir tersebut berargumen bahwa sistem senjata tersebut tidak perlu dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa ini bisa memperburuk perang. Audio yang bocor tidak mengkonfirmasi bahwa Jerman pasti akan mengirimkan rudal Taurus ke Ukraina. Bocornya audio tersebut bisa semakin mengancam peluang Ukraina mendapatkan senjata tersebut, kata para analis menurut The Journal. Dalam percakapan tersebut, para perwira militer sedang mempertimbangkan bagaimana mereka bisa mengirimkan Taurus ke Ukraina, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melatih tentara Ukraina untuk mengoperasikan rudal tersebut, dan berapa banyak rudal yang harus dikirim Jerman, menurut laporan tersebut. Para pejabat juga terdengar mengakui bahwa Taurus bisa menghancurkan jembatan Krim, jalur pasokan penting bagi Rusia, dan bahwa dibutuhkan 10 hingga 20 rudal untuk menghindari sistem pertahanan Rusia dan menghancurkan infrastruktur tersebut. “Tidak ada alasan nyata untuk mengatakan bahwa kita tidak bisa melakukannya; ini hanya tergantung pada batasan politik,” kata Gerhartz dalam audio tersebut. Jenderal juga terdengar mengatakan bahwa Jerman tidak boleh mengirimkan lebih dari 100 rudal, karena itu tidak akan membantu Ukraina mengikuti serangan darat, menurut laporan tersebut. Kremlin menyatakan kemarahan kepada Jerman menyusul bocornya audio tersebut. “Kami menuntut penjelasan dari Jerman,” kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, kepada TASS, agensi berita negara Rusia. “Segala upaya untuk menghindari menjawab pertanyaan akan dianggap sebagai pengakuan kesalahan.” Jurubicara untuk Kementerian Pertahanan Jerman dan kantor Kanselir tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim selama akhir pekan.