Sebuah tangkapan layar dari pos yang menyesatkan, diambil pada tanggal 16 Mei 2024. Klaim tersebut diulang dalam pos Facebook lain dan di X. Namun, gambar tersebut tidak berhubungan dengan longsor tanah di Kenya pada tanggal 14 Mei 2024 yang menimbun beberapa orang hidup-hidup, menurut laporan lokal (diarsipkan di sini). Gambar dari Uganda. Pencarian gambar balik mengungkapkan bahwa foto tersebut pertama kali dipublikasikan secara online pada tahun 2012 terkait dengan tanah longsor di Uganda. “Para penduduk Bududa memotong pohon dan kayu gelondongan pada tanggal 26 Juni 2012, saat mereka mencoba mencapai korban longsor tanah di bagian timur Uganda, sekitar 200 kilometer dari ibu kota Kampala,” tulis keterangan gambar dalam surat kabar mingguan The East African (diarsipkan di sini). Sebuah tangkapan layar dari artikel 2012 di surat kabar mingguan The East African, diambil pada tanggal 16 Mei 2024. Foto tersebut diambil oleh fotografer lepas AFP Isaac Kasamani dan tersedia di arsip AFP. Sebuah tangkapan layar dari gambar di arsip AFP, diambil pada tanggal 16 Mei 2024. Longsor di Kenya. Pada tanggal 14 Mei 2024, Palang Merah Kenya memposting di X tentang longsor tanah di Lereng Kimende sekitar pukul 9 malam Waktu Afrika Timur. Longsor telah terjadi di Lereng Kimende Kabupaten Kiambu. Beberapa orang diyakini terjebak. Tim Aksi Palang Merah sedang dalam perjalanan ke lokasi tersebut. Menurut pembaruan terbaru oleh Palang Merah Kenya, daerah tersebut “dipagari dan dinyatakan sebagai wilayah berbahaya” (diarsipkan di sini). “Meskipun tidak ada korban jiwa yang dikonfirmasi, beberapa orang masih belum diketahui keberadaannya,” tulis Palang Merah di X. Pada tanggal 16 Mei 2024, surat kabar lokal The Standard melaporkan bahwa pencarian masih berlangsung untuk tiga orang yang hilang. HARI 2: Pencarian terus dilakukan untuk 3 mayat yang tertimbun setelah longsor di Kimende, Kabupaten Kiambu. Foto oleh Kimaku Chege. Insiden ini terjadi beberapa minggu setelah puluhan warga desa tewas ketika bendungan pecah di dekat Mai Mahiu di Lembah Rift, sekitar 60 kilometer (40 mil) di sebelah utara Nairobi (laporan diarsipkan). Wilayah Afrika Timur telah mengalami minggu-minggu hujan deras yang telah meninggalkan jejak kematian, pengungsi, dan kerusakan properti.