Sebuah fotografi yang dimanipulasi dari kampanye pemilihan umum 2023 wali kota Athena Haris Doukas dari Yunani dibagikan di media sosial pada 7 Oktober 2024, pada hari yang menandai satu tahun sejak serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel memicu konflik regional yang lebih luas. Gambar yang dimanipulasi tersebut menunjukkan politisi tersebut mengenakan kemeja dengan warna bendera Palestina. Namun klaim tersebut adalah palsu: beberapa organisasi media Yunani mempublikasikan foto asli yang menunjukkan Doukas mengenakan kemeja putih selama kampanye 2023. Kantor walikota juga mengkonfirmasi kepada AFP bahwa gambar tersebut sudah dimanipulasi.
“Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, saudara Haris Doukas telah mencalonkan diri sebagai pemimpin baru HAMAS,” tulis sebuah postingan Facebook pada 31 Juli, yang dibagikan puluhan kali.
Postingan tersebut mencakup sebuah foto dari mantan profesor energi dan saat ini wali kota Athena, Haris Doukas, mengenakan kemeja dengan warna bendera Palestina.
Foto yang sama dibagikan kembali pada Oktober 2024 di Facebook dalam bentuk kolase yang menampilkan beberapa politisi Yunani yang mengenakan syal keffiyeh hitam-putih, melambangkan perjuangan Palestina melawan Israel.
“Sosialisme Islami”, narasi baru kiri di Yunani dan Eropa”, tulis keterangan postingan dalam bahasa Yunani.
Meskipun AFP mengkonfirmasi foto-foto lain dari politisi Yunani yang termasuk dalam kolase tersebut adalah autentik, foto Doukas sudah dimanipulasi dan dibagikan di luar konteks aslinya.
Tangkapan layar dari postingan Facebook yang salah. Gambar tangkapan: 18/10/2024
Foto asli berasal dari kampanye 2023 Doukas untuk jabatan wali kota Athena, kantor persnya mengkonfirmasi kepada AFP.
Selain itu, organisasi media Yunani secara luas mempublikasikan foto asli politisi tersebut yang mengenakan kemeja putih polos — bukan merah, hijau, hitam, dan putih — selama pemilihan umum 2023.
Gambar tersebut dibagikan kembali dalam postingan Facebook yang diterbitkan pada 7 Oktober 2024, setahun setelah Hamas meluncurkan serangan tak terduga terhadap Israel, yang menyebabkan kematian 1.206 orang, terutama warga sipil, menurut hitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.