Kandidat oposisi Venezuela, Edmundo González, mengatakan bahwa dia “dipaksa” untuk mengakui Presiden Nicolás Maduro sebagai pemenang pemilihan yang dipertentangkan bulan Juli sebelum diizinkan mencari suaka di Spanyol.
Dalam pesan video, González mengatakan ajudan Maduro telah memaksa dia untuk menandatangani surat saat dia bersembunyi di kedutaan Spanyol di ibukota Venezuela, Caracas, awal bulan ini.
Tetapi Jorge Rodríguez, kepala Majelis Nasional Venezuela dan sekutu kunci Maduro, mengatakan González telah dengan sukarela menulis tanda tangannya.
Otoritas pemilihan yang setia kepada Maduro mengumumkan dia sebagai pemenang pemilihan, sesuatu yang disengketakan oleh González dan sebagian besar masyarakat internasional.
Dalam pesan video pada hari Rabu dari Madrid, González, 75 tahun, mengatakan ajudan Maduro telah membawakan surat tersebut kepadanya, mengklaim bahwa “saya harus menandatanganinya atau menghadapi konsekuensinya”.
“Ada beberapa jam tegang dari pemaksaan, pemerasan dan tekanan.
“Pada saat itu saya mempertimbangkan saya bisa lebih berguna jika bebas daripada jika dipenjara,” kata González, menggambarkan surat yang ditandatanganinya sebagai “tidak berharga”.
González, yang sekarang telah diberikan suaka di Spanyol, menyebut dirinya sebagai “presiden terpilih dari jutaan dan jutaan warga Venezuela yang memilih perubahan, demokrasi, dan perdamaian”, berjanji untuk “melaksanakan mandat itu.”
Setelah pernyataan González, sekutu Maduro, Rodríguez, menyajikan surat tersebut, yang katanya ditandatangani oleh González atas kemauannya sendiri.
Dalam konferensi pers di Caracas pada hari Rabu, dia juga memberi González “24 jam” untuk mencabut pernyataannya, mengatakan bahwa jika tidak, dia akan mempublikasikan rekaman percakapan mereka yang mematahkan klaim kandidat oposisi.
“Jika Anda menandatangani dengan paksaan, bagaimana mungkin salah satu putri Anda masih tinggal di Venezuela dengan tenang, bersama keluarganya, sebagai warga Venezuela biasa?