Kelompok Houthi Yaman telah mengklaim serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah di lepas pantai Yaman. Juru bicara Houthi mengatakan kelompok tersebut telah menargetkan sebuah kapal bendera Liberia bernama Tutor menggunakan drone laut. Kantor Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) Angkatan Laut Kerajaan Inggris mengatakan menerima laporan tentang kapal yang terkena serangan di bagian buritan sekitar 66 mil laut di barat daya pelabuhan Hodeida yang dikuasai pemberontak di Yaman pada hari Rabu. Kapal tersebut mengalami bocor air, dan tidak berada di bawah komando awak kapal, dilaporkan UKMTO. Tidak ada korban yang dilaporkan. Dikatakan bahwa kapal tersebut diserang “untuk kedua kalinya oleh proyektil udara yang tidak diketahui” dan otoritas militer memberikan bantuan. Dalam sebuah pernyataan, juru bicara militer Houthi mengatakan kapal tersebut diserang “menggunakan perahu permukaan tanpa awak, sejumlah drone, dan rudal balistik”, menambahkan bahwa kapal tersebut “mengalami kerusakan serius, rentan tenggelam”. Kapal tersebut ditargetkan “karena perusahaan yang memiliki kapal tersebut telah melanggar keputusan larangan masuk ke pelabuhan Palestina yang diduduki”, pernyataan itu menambahkan. Kantor berita Reuters melaporkan bahwa kapal tersebut merupakan kapal kargo milik Yunani. Perusahaan keamanan maritim Ambrey “menilai bahwa kapal tersebut sesuai dengan profil target [Houthi] saat kejadian terjadi”, seperti yang dikutip oleh agensi berita AFP. Kelompok Houthi bersenjata menganggap diri mereka sebagai bagian dari “poros perlawanan” yang dipimpin Iran melawan Israel, AS, dan Barat lebih luas, dan menyatakan dukungannya bagi warga Palestina di Jalur Gaza. Sejak November, kelompok pemberontak telah melakukan serangan terhadap kapal yang mereka anggap terkait dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden, dengan alasan bahwa tindakan mereka adalah sebagai dukungan bagi Palestina. AS dan Inggris telah melakukan serangkaian serangan terhadap target Houthi di dalam Yaman sebagai tanggapan, yang mendorong Houthi untuk membalas terhadap kapal yang diyakini terkait dengan negara-negara tersebut. Serangan pemberontak terhadap kapal dagang di Laut Merah mendorong banyak perusahaan pengiriman untuk menghentikan penggunaan jalur tersebut, melalui mana sekitar 12% perdagangan laut global berlalu. Secara terpisah, PBB mengatakan bahwa Houthi di Yaman telah menahan dua orang pegawainya lagi, sehingga jumlah total personel yang ditangkap oleh kelompok tersebut dalam seminggu terakhir menjadi 13 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan salah seorang stafnya termasuk dalam mereka yang ditahan. Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa ia “sangat khawatir” tentang situasi tersebut.