Masker pintar memiliki potensi untuk membuka wawasan kesehatan baru.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Science melaporkan bahwa ilmuwan telah menciptakan perangkat berbasis masker untuk membantu memonitor biomarker untuk kondisi medis tertentu seperti COPD dan asma dengan menganalisis bahan kimia dalam napas pengguna.
Profesor Wei Gao dan timnya, dari California Institute of Technology, telah menamai perangkat tersebut EBCare, yang merupakan singkatan dari “exhaled breath condensate.” Gao menjelaskan bahwa “Memantau napas pasien adalah sesuatu yang biasanya dilakukan, misalnya, untuk menilai asma dan kondisi pernapasan lainnya. Namun, ini telah memerlukan pasien untuk mengunjungi klinik untuk pengambilan sampel, diikuti oleh periode penungguan untuk hasil lab.” Sekarang, dengan perangkat baru ini, pengguna dapat dimonitor dari waktu ke waktu dan jarak jauh untuk mendapatkan umpan balik secara real-time. Salah satu contoh yang dijelaskan tim adalah bagaimana masker ini potensial untuk memonitor tingkat nitrit dalam napas seseorang— bahan kimia yang sering dikaitkan dengan peradangan saluran udara pada pasien dengan asma.
“Masker pintar” tidak selalu merupakan konsep yang baru. Pandemi Covid-19 membawa era minat dan ketaatan pada pemakaian masker secara global, yang juga mendorong industri masker wajah maju. Para ahli teknologi bersemangat untuk menemukan cara untuk menginkorporasikan inovasi ke dalam masker ini— mulai dari pembersihan UV hingga headphone bawaan.
Namun, penemuan terbaru ini memperkenalkan paradigma yang sepenuhnya baru — menggunakan masker untuk potensial memonitor kondisi kesehatan kronis. Untuk konteks, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, COPD adalah salah satu penyebab kematian terkemuka secara global. Asma juga sangat umum, mempengaruhi ratusan juta orang setiap tahunnya.
Penyebaran luas kondisi pernapasan secara global membuat teknologi ini penting, mengingat dampak besar yang mungkin dimilikinya. Ini juga bergabung dengan arsenal yang semakin bertambah pesat dari perangkat pintar dan wearable yang muncul dalam dekade terakhir untuk membantu pengguna memonitor kondisi kesehatan mereka sendiri. Salah satu contoh yang paling terkenal dan sukses dalam hal ini adalah Apple Watch, yang kini memiliki beragam fitur pemantauan kesehatan, termasuk saturasi oksigen dan pemantauan irama jantung. Studi jantung Apple yang terkenal dan sumber daya signifikan yang dikucurkan perusahaan ke dalam perangkat tersebut telah memungkinkannya untuk menjadi salah satu wearable paling sukses secara global. Contoh lain termasuk pelacak kebugaran dan aktivitas, seperti Fitbit dari Google. Teknologi ini telah memungkinkan jutaan pengguna untuk mengontrol pemantauan aktivitas dan tujuan kebugaran mereka sendiri.
Tanpa ragu, para peneliti di balik teknologi masker baru ini dan perangkat kesehatan secara umum harus memastikan standar keamanan, privasi, tes yang tertinggi, mengingat perangkat ini berurusan dengan hasil klinis dalam waktu nyata. Namun, jika berhasil, inovasi-inovasi ini memiliki potensi besar untuk mengubah bidang pemantauan kesehatan personal.