Seorang pilot drone asal Ukraina berhasil mengendalikan sebuah drone pengintai di Wilayah Luhansk, Ukraina, Sabtu, 19 Agustus 2023. Foto AP/Bram Janssen
Rusia tampaknya tidak mampu mengatasi serangan drone Ukraina dari sisi timur Sungai Dnipro, demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris.
Hal ini kemungkinan dikarenakan kekurangan kemampuan perang elektronik Rusia di area tersebut.
Baik Rusia maupun Ukraina telah meningkatkan penggunaan drone pandangan pertama yang murah.
Rusia tampaknya tidak mampu mengatasi serangan drone Ukraina di Sungai Dnipro karena kekurangan kemampuan perang elektronik di area tersebut, demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris.
Pasukan Ukraina di sisi timur Sungai Dnipro telah menggunakan drone pandangan pertama yang dimuat dengan amunisi untuk menyerang kendaraan Rusia beserta artileri, demikian disampaikan departemen Inggris dalam pembaruan intelijen pada hari Minggu.
Seorang blogger militer Rusia memperkirakan bahwa 90% peralatan militer Rusia di sektor Krynky, sebuah desa di sisi timur sungai, telah hancur, demikian disampaikan departemen tersebut.
Keunggulan di udara tampaknya membantu untuk mempertahankan kepungan Ukraina yang rapuh di tengah laporan bahwa situasinya kritis di darat. Marinir yang bertempur di rawa-rawa di tepi Sungai Dnipro menyebutnya sebagai “misi bunuh diri.”
Laporan terkini menyebutkan bahwa Rusia terpaksa mengirimkan tank untuk mengambil kembali kendaraan yang hilang dalam serangan balik Rusia di sekitar Krynky.
Rusia dan Ukraina telah meningkatkan penggunaan drone pandangan pertama yang murah yang tersedia secara komersial tahun ini dan telah menggunakan puluhan ribu drone setiap bulannya masing-masing, menurut laporan dari The Financial Times.
Analis umumnya menyatakan bahwa Rusia memiliki keunggulan dengan teknologi perang elektronik yang dapat mengganggu dan mengalihkan drone.
Namun, hal ini tampaknya tidak berlaku di area sekitar Sungai Dnipro, catat departemen Inggris.
Pada bulan November, dilaporkan bahwa Ukraina fokus pada menghancurkan sistem perang elektronik Rusia.
Mykhailo Fedorov, menteri transformasi digital Ukraina, menyatakan kepada CNN: “Kita tidak hanya meningkatkan produksi UAV (pesawat tanpa awak), kita juga meningkatkan produksi EW dan secara umum mengubah pendekatan terhadap penggunaan perang elektronik.”
Pada awal tahun 2024, Ukraina menghancurkan sistem radar artileri Rusia senilai $250 juta yang baru saja tiba setelah militer membesarkannya.
Sementara itu, kemampuan perang elektronik Ukraina tampaknya meningkat dan beradaptasi dengan serangan Rusia, menurut pembaruan terkini dari lembaga pemikiran Institute for the Study of War.
Baca artikel asli di Business Insider