Sebuah serangan drone di Baghdad pada hari Kamis membunuh seorang tokoh senior dalam kelompok militan yang terkait dengan Iran yang merupakan bagian dari aparat keamanan Irak dan dua orang lainnya, menarik kritik tajam dari pemerintah Irak serta kelompok-kelompok sekutu.
Dalam pernyataan marah, juru bicara pemerintah Irak menyalahkan Amerika Serikat atas serangan itu, menyebutnya sebagai “pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan keamanan Irak” dan “tak beda dari tindakan teroris.”
Amerika Serikat tidak segera mengakui tanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi seorang pejabat Pentagon mengonfirmasi serangan oleh AS, mengatakan bahwa Amerika Serikat terus bertindak untuk melindungi pasukannya di Irak dan Suriah dengan mengatasi ancaman yang mereka hadapi.
Serangan tersebut melanda dekat markas logistik Brigade ke-12 dari kelompok Harakat al-Nujaba, membunuh seorang komandan brigade, Mushtaq Talib al-Saidi, dan dua orang lainnya. Kelompok yang erat kaitannya dengan Iran itu ditetapkan sebagai organisasi teroris global oleh Departemen Luar Negeri pada tahun 2019.
Namun, kelompok itu tetap menjadi bagian dari Pasukan Mobilisasi Populer Irak, sebuah organisasi keamanan yang pada gilirannya merupakan bagian dari kekuatan keamanan pemerintah yang lebih luas.
Dalam beberapa minggu terakhir, militer AS telah beberapa kali merespons lebih dari 70 serangan oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran di Irak terhadap basis dan kamp AS di Irak dan Suriah. Serangan-serangan itu dua kali melanda milisi Irak lain yang terkait dengan Iran, Kataib Hezbollah, serta beberapa lainnya.
Namun, Amerika Serikat umumnya menghindari melancarkan serangan di dalam Baghdad dalam beberapa tahun terakhir karena kepadatan penduduknya yang tinggi.
Hamas merilis pernyataan yang mengutuk serangan terhadap para pejuang Nujaba. Kelompok Nujaba telah mencoba membantu Hamas dalam melawan Israel dan bertanggung jawab atas serangan drone pada bulan November yang mengenai sebuah sekolah di kota Israel bagian selatan, Eilat.
Pembunuhan ketiga operatif itu memicu seruan dari partai politik Irak yang memiliki kaitan dengan Iran untuk segera menarik semua pasukan Amerika Serikat dari Irak. Terdapat sekitar 2.500 pasukan AS di Irak, terutama di basis yang jauh dari pusat-pusat penduduk.
Falih Hassan memberikan laporan dari Baghdad dan Eric Schmitt dari Washington, D.C.