Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengatakan pada hari Senin bahwa tantangan utama akan menjadi memberlakukan perjanjian gencatan senjata, dan bahwa Israel sedang bekerja dengan Amerika Serikat dalam upaya diplomasi tersebut.
“Kami akan siap berada di sana jika kami tahu, pertama-tama, bahwa Hezbollah tidak berada di perbatasan kami, berada di utara Sungai Litani, dan bahwa Hezbollah tidak akan bisa bersenjata lagi dengan sistem senjata baru,” tambahnya.
Komentar Saar datang sehari setelah Menteri Pertahanan yang baru dilantik Israel Katz mengklaim bahwa militer Israel telah mengalahkan Hezbollah, dan bahwa mengeliminasi pemimpinnya Hassan Nasrallah adalah pencapaian puncak.
“Sekarang tugas kami adalah terus memberikan tekanan untuk membawa hasil kemenangan itu,” kata Katz pada hari Minggu.
Di Beirut, seorang pejabat Hezbollah mengakui bahwa upaya diplomatik telah meningkat, menambahkan bahwa baik kelompok maupun pemerintah Lebanon belum menerima proposal baru.
“Ada gerakan besar antara Washington dan Moskow dan Teheran dan sejumlah ibu kota lainnya,” kata Mohammad Afif dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi. “Saya percaya bahwa kita masih dalam tahap menguji air dan menyajikan ide-ide awal serta diskusi proaktif, tetapi sampai saat ini belum ada yang aktual.”
Yedioth Ahronoth, surat kabar terlaris Israel, melaporkan pada hari Senin bahwa Israel dan Lebanon telah bertukar draf melalui utusan AS Amos Hochstein, menandakan kemajuan dalam upaya mencapai kesepakatan.