Pasukan militer dan warga sipil melakukan inspeksi di lokasi serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada hari Jumat. Potret oleh Mohamed Azakir / Reuters. Militer Israel melancarkan serangan udara di Beirut pada hari Jumat, dalam pertempuran terbaru antara Israel dan kelompok militan Lebanon yang didukung oleh Iran, Hezbollah, yang telah meluas di luar batas kedua negara itu. Pejabat kesehatan Lebanon mengatakan setidaknya tiga orang tewas dan 17 terluka dalam serangan Israel di ibukota Lebanon. Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Hezbollah menyerang utara Israel dengan 140 roket. Kedua belah pihak saling bertukar puluhan peluru melintasi perbatasan Israel-Liban pada malam hari. Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, pada hari Kamis berjanji akan membalas serangan serangkaian ledakan hampir bersamaan pekan ini, yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya di seluruh Lebanon dan di beberapa bagian Suriah. Kantor berita nasional Lebanon mengatakan laporan awal pada hari Jumat menunjukkan serangan udara menargetkan bangunan di dekat kompleks al-Qaim, yang digunakan untuk pertemuan keagamaan di distrik Dahiyeh. Televisi Lebanon menunjukkan rekaman langsung kerusakan bangunan yang luas, puing-puing mobil, dan ambulans yang bergegas ke lokasi. Serangan itu terjadi setelah dua hari serangan, di mana perangkat elektronik yang meledak menewaskan lebih dari 32 orang dan melukai ribuan lainnya. Hezbollah menyalahkan serangan itu pada Israel dan bersumpah akan membalas dendam. Israel belum mengomentari serangan-serangan ini secara publik, namun seorang pejabat AS, yang tidak diizinkan untuk berbicara kepada wartawan, memberitahu NPR bahwa Israel memberitahukan Washington bahwa mereka melancarkan serangan pada hari Selasa.