Israel membunuh setidaknya 558 orang, termasuk 50 anak dan 94 wanita, dalam serangan udara yang dilakukan di seluruh Lebanon sejak 23 September.
Setidaknya 1.835 orang Lebanon terluka dalam serangan, kata Kementerian Kesehatan Lebanon.
Sebagai tanggapan, Hezbollah meluncurkan sejumlah rudal menargetkan pangkalan udara Israel.
Sementara itu, pemimpin dunia dan PBB mendesak de-eskalasi kekerasan yang telah mengakibatkan lebih banyak kematian di Lebanon dalam satu hari daripada kapan pun sejak perang saudara Lebanon antara 1975 dan 1990.
Warga sipil terpaksa melarikan diri dari selatan dan timur Lebanon, mencari keselamatan.
Nasser Yassin, menteri Lebanon yang mengkoordinir respons krisis, mengatakan kepada Reuters bahwa 89 tempat perlindungan sementara telah dibangun di sekolah dan fasilitas lainnya.
Dia mengatakan tempat perlindungan tersebut dapat menampung lebih dari 26.000 orang yang melarikan diri dari “kekejaman Israel”.
[Al Jazeera]
