Jaksa penuntut dalam persidangan tertutup di Rusia terhadap jurnalis Amerika Evan Gershkovich yang dituduh melakukan spionase meminta hukuman penjara 18 tahun pada hari Jumat, saat kasus itu dengan implikasi serius bagi kebebasan pers di Rusia bergerak cepat menuju vonis yang tak terhindarkan.
Persidangan ini, yang telah digambarkan oleh pejabat Amerika Serikat sebagai sebuah sandiwara, berlangsung dengan kecepatan yang luar biasa — menunjukkan perkembangan potensial dalam negosiasi pertukaran tahanan. Persidangan untuk spionase di Rusia biasanya memakan waktu berbulan-bulan.
Permintaan jaksa penuntut ini mendekati hukuman maksimum 20 tahun.
Penangkapan Gershkovich pada Maret 2023 tampaknya menandai bab ketidakberanian baru dalam diplomasi sandera, dengan dimana Kremlin menahan warga asing dengan tuduhan tidak berdasar hanya untuk menggunakan mereka untuk bernegosiasi pertukaran dengan warga Rusia yang telah divonis karena kejahatan serius di Barat.
Pejabat senior Rusia dan Amerika Serikat telah mengatakan bahwa pembicaraan tentang pertukaran yang melibatkan Gershkovich sedang berlangsung tetapi, sesuai kebijakan Kremlin, hanya akan dilanjutkan setelah persidangan selesai.
Gershkovich, majikannya Wall Street Journal, dan Departemen Luar Negeri semuanya dengan tegas membantah tuduhan bahwa dia bekerja untuk CIA. Vonisnya sudah banyak yang memperkirakan, mengingat sifat yang sangat politicized dari sistem hukum Rusia.
Gershkovich, 32 tahun, yang memiliki akreditasi sebagai jurnalis oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, ditahan saat sedang melakukan perjalanan liputan ke Yekaterinburg dan dituduh melakukan spionase. Dia mengaku tidak bersalah.
Vonis akan setidaknya membuka kemungkinan bahwa Gershkovich bisa dibebaskan jika Amerika Serikat dapat mencapai kesepakatan dengan Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pekan ini bahwa negosiasi sudah berlangsung.