Jepang mengangkat peringatan ‘megaquake’ setelah seminggu

Jepang telah mencabut peringatannya mengenai potensi “megaquake”, satu minggu setelah dikeluarkan. Peringatan tersebut memberitahu orang-orang untuk waspada namun tidak dievakuasi, dengan mengatakan bahwa kemungkinan terjadinya gempa bumi besar lebih tinggi dari biasanya namun tidak segera terjadi. Pemerintah Jepang mengatakan bahwa mereka tidak lagi meminta orang untuk mengambil langkah-langkah khusus dan mereka bebas untuk “kembali ke gaya hidup normal”. Setelah peringatan tersebut, ribuan orang Jepang membatalkan perjalanan yang direncanakan dan menyiapkan persediaan penting, sementara beberapa perjalanan kereta api berkecepatan tinggi juga terpengaruh. Badan Meteorologi Jepang mengatakan, pada hari Rabu, mereka tidak mendeteksi aktivitas seismik yang menunjukkan perubahan yang mengkhawatirkan di area yang diduga sebagai tempat asal megaquake itu, seperti dilansir oleh agensi berita Kyodo. Meskipun peringatan minggu lalu telah dicabut, risiko terjadinya gempa bumi besar masih ada, kata menteri manajemen bencana Yoshifumi Matsumura. Dia mengatakan bahwa tidak ada kelainan yang terdeteksi dalam “aktivitas gempa dan deformasi kerak” sehingga peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan dicabut pada jam 17:00 waktu setempat (09:00 BST). “Tapi itu tidak berarti risiko (gempa bumi besar) telah dihilangkan,” kata dia kepada wartawan. “Kami telah meminta langkah-langkah khusus, seperti tidur sambil bersiap untuk dievakuasi segera. Namun kami tidak lagi meminta langkah-langkah ini, dan orang-orang Jepang bebas untuk kembali ke gaya hidup normal,” tambahnya. Peringatan minggu lalu datang beberapa jam setelah gempa bumi dengan magnitudo 7,1 melanda di lepas pulau selatan Kyushu. Para ahli berada dalam kewaspadaan tinggi karena pusat gempa bumi berada di pinggiran Nankai Trough, area aktivitas seismik yang membentang sepanjang pantai Pasifik Jepang. Batas lempeng ini berada di antara Teluk Suruga di Jepang bagian tengah, dan Laut Hyuganada di Kyushu di selatan. Setelah peringatan minggu lalu, beberapa toko dilaporkan kehabisan stok atau terpaksa memberlakukan batasan pembelian item seperti air minum kemasan. Perdana Menteri Fumio Kishida membatalkan perjalanan ke Asia Tengah. Beberapa kereta peluru juga mengurangi kecepatannya sebagai tindakan pencegahan. Gempa bumi sebelumnya di Nankai Trough telah menyebabkan ribuan kematian. Megaquake ini tercatat terjadi sekali setiap 90 hingga 200 tahun, dengan yang terakhir terjadi pada tahun 1946. Para ahli mengatakan ada 70% hingga 80% peluang terjadinya gempa bumi magnitudo 8 atau 9 di suatu tempat sepanjang lembah dalam 30 tahun mendatang, menurut agensi berita Kyodo. Estimasi terburuk menunjukkan bahwa lebih dari 200.000 orang bisa terbunuh dalam gempa bumi dan tsunami potensial berikutnya.