“Pada hari Minggu di Samarkand, Jerman dan Uzbekistan menandatangani perjanjian mengenai migrasi dan mobilitas tenaga kerja serta beberapa kesepakatan lain yang bertujuan untuk mendalamkan kerjasama dalam bidang-bidang seperti bahan baku kritis seperti tembaga. Kesepakatan ini ditandatangani di hadapan Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang sedang melakukan perjalanan pertamanya ke Asia Tengah dan akan melanjutkan ke Kazakhstan pada hari Senin. Dalam forum ekonomi di Samarkand pada hari Senin, Scholz mengungkapkan bahwa kontak yang sangat konkret antara delegasi eksekutif yang ikut bersamanya dan rekan-rekan Uzbekistan mereka telah menghasilkan “kemajuan besar” dalam hubungan kedua negara. Scholz menyoroti kemajuan yang telah dicapai dalam proyek yang melibatkan produsen tembaga Jerman, Aurubis AG, tanpa memberikan detail lebih lanjut. Perjalanan Scholz ini merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tengah dalam bidang industri, energi, lingkungan, serta keamanan dan pertahanan. Ini juga penting dalam upaya terus-menerus untuk mendiversifikasi sumber-sumber energi dan bahan baku Jerman dari negara-negara seperti Rusia dan Cina. Menurut pemerintah Berlin, perjanjian migrasi dengan Uzbekistan akan membantu Jerman menarik pekerja terampil, meskipun sejauh mana hal ini membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja yang terus-menerus di ekonomi terbesar di Eropa masih perlu dipertimbangkan. Perjanjian ini juga menetapkan mekanisme kerjasama dalam pengiriman kembali migran yang tidak memiliki izin tinggal di kedua negara. Pemerintahan Scholz telah memperketat sikapnya terhadap migrasi dalam beberapa bulan terakhir sebagai respons terhadap munculnya partai ekstrem baik dari sayap kiri maupun sayap kanan yang ingin membatasi jumlah imigran yang tiba di negara tersebut. Jerman juga menandatangani perjanjian serupa pada hari Jumat dengan Kenya selama kunjungan Presiden negara Afrika itu, William Ruto. Scholz menyatakan bahwa perjanjian tersebut memberikan kesempatan bagi warga Kenya karena pekerja terampil atau pemuda dapat datang ke Jerman untuk pelatihan. Selain kesepakatan migrasi, Jerman dan Uzbekistan juga menandatangani kesepakatan-kesepakatan berikut pada hari Minggu: Pernyataan bersama mengenai kerjasama lebih dalam pada bahan baku kritis, termasuk tembaga, untuk membantu membuat rantai pasokan lebih tangguh. Pernyataan niat mengenai obat hewan dan peternakan. Pernyataan niat mengenai kerjasama dalam penggunaan berkelanjutan sumber daya air. Perjanjian tentang kerjasama transportasi, termasuk perjalanan kereta api berkecepatan tinggi. Scholz dijadwalkan untuk melakukan pembicaraan di Astana pada hari Senin dengan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dan kedua negara tersebut juga akan menandatangani sejumlah kesepakatan.”