Jimmy Lai Mengaku Tidak Bersalah atas Tuduhan Undang-Undang Keamanan Hong Kong

Jimmy Lai, seorang tokoh pro-demokrasi veteran di Hong Kong, mengaku tidak bersalah pada hari Selasa atas tuduhan keamanan nasional, karena jaksa menuduhnya bersekongkol dengan pejabat Amerika dan asing lainnya untuk merongrong kota dan melemahkan kedaulatan China.

Bapak Lai, 76 tahun, yang mendirikan Apple Daily, sebuah surat kabar antigovermen yang populer, ditangkap pada tahun 2020, menjadi salah satu target prominent pertama dari undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing untuk menghancurkan oposisi. Bapak Lai menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah atas pelanggaran keamanan nasional, dan persidangannya dianggap sebagai uji independensi yudikatif kota ini.

Saat Bapak Lai, yang mengenakan blazer navy dan kemeja putih, memasuki ruang sidang, ia tersenyum dan melambaikan tangan kepada istrinya dan kedua anaknya, yang duduk di galeri, sebelum duduk di sebuah ruang yang dikelilingi oleh kaca.

Pada hari Selasa, jaksa utama, Anthony Chau, mulai memaparkan kasusnya dengan menguraikan bukti-bukti yang ia deskripsikan sebagai kolusi Bapak Lai dengan kekuatan asing, suatu kejahatan politik yang vaguely defined dalam undang-undang keamanan nasional. Argumen Bapak Chau berpusat pada pertemuan yang dilakukan Bapak Lai dengan politisi Amerika, pesan yang ia tukar dengan pejabat, wawancara yang ia berikan kepada media, dan pandangan-pandangan yang ia sampaikan di media sosial.

Ia menyajikan sebuah diagram yang memetakan apa yang di deskripsikan sebagai koneksi politik asing Bapak Lai, dengan siapa ia bertemu pada tahun 2019, termasuk pejabat-pejabat di pemerintahan Trump seperti Wakil Presiden saat itu, Mike Pence, dan Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, serta politisi lain seperti Nancy Pelosi, yang pernah menjabat sebagai Speaker of the House. Bapak Chau menuduh Bapak Lai telah melemahkan keamanan nasional dengan meminta pejabat Amerika untuk memberlakukan sanksi terhadap pejabat Hong Kong dan China yang bertanggung jawab atas tindakan keras terhadap para demonstran pro-demokrasi kota ini. Tindakan seperti itu dianggap sebagai “kegiatan yang bersifat musuh” terhadap pemerintah Hong Kong dan China dan merupakan pelanggaran hukum keamanan nasional.

Bapak Chau mendeskripsikan Bapak Lai sebagai “seorang tokoh politik radikal yang bersekongkol dengan orang lain untuk membawa kebencian dan menimbulkan oposisi.” Bapak Chau mengatakan bahwa mantan karyawan Bapak Lai di Apple Daily dan Next Digital, yang memiliki Apple Daily, akan bersaksi melawan dia dalam persidangan.

Tuduhan khusus terhadap Bapak Lai adalah “kolusi dengan kekuatan asing” dan “sebuah persekongkolan untuk berkolusi dengan kekuatan asing” dalam undang-undang keamanan nasional. Dia juga dihadapkan pada tuduhan makar zaman kolonial, terkait dengan publikasi yang meluas selama periode dua tahun, dari 1 April 2019 hingga 24 Juni 2021.

Aktivis hak asasi manusia serta pemerintah Amerika Serikat dan Inggris telah mengecam tuduhan terhadap Bapak Lai sebagai politik yang didorong dan dipalsukan untuk membungkam seorang kritikus Beijing yang menonjol terhadap cengkraman otoriter yang meluas atas kota ini.

Jaksa mencoba membuktikan bahwa Bapak Lai memiliki pengaruh yang cukup besar di Washington, menunjukkan pesan-pesan dan grup WhatsApp dari ponsel Bapak Lai yang diduga menunjukkan pejabat Amerika dan aktivis hak asasi manusia di luar negeri meminta pendapatnya tentang tindakan terhadap China.

Bapak Chau juga mencantumkan sebuah editorial yang ditulis oleh Bapak Lai yang diterbitkan di The New York Times pada tahun 2020, di mana ia menggambarkan erosi cepat kebebasan berbicara di kota ini dan mencantumkan cara untuk membalas dendam terhadap Beijing atas penindasannya. Jaksa juga memutar video wawancara Bapak Lai dengan wartawan dari BBC News, Bloomberg, Fox News, dan Financial Times, di mana ia menjelaskan mengapa ia menyerukan pemerintah-pemerintah Barat untuk memberlakukan sanksi.

Persidangan akan melanjutkan pernyataan pembukaannya pada hari Rabu. Persidangan Bapak Lai dimulai dua minggu yang lalu dan diharapkan akan berlangsung setidaknya selama 80 hari. Dia sedang menjalani hukuman lima tahun atas tuduhan penipuan dalam kasus terpisah.