Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza melampaui 25.000, kata pejabat kesehatan Gaza.

Toll korban tewas Palestina akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah melebihi 25.000, kata petugas kesehatan di kawasan itu pada hari Minggu, di tengah serangan berat Israel dan pertempuran jalanan yang melanda di seluruh Jalur Gaza yang dikelola Hamas.

Pasukan Israel dan pejuang Hamas bentrok di beberapa lokasi, dari Jabalia di utara hingga Khan Younis di selatan lebih jauh.

Kementerian kesehatan Gaza mengatakan 178 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir, salah satu hari paling mematikan sejauh ini dalam perang tersebut. Militer Israel mengatakan seorang tentara tewas dalam pertempuran.

Total 25.105 warga Palestina tewas dan 62.681 terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober, kementerian Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan. Mereka tidak membedakan antara kematian warga sipil dan militan tetapi mengatakan kebanyakan yang tewas adalah warga sipil.

Israel meluncurkan kampanye untuk mengeliminasi Hamas setelah kelompok Islamis tersebut menyerang Israel pada 7 Oktober dan merajalela di kota-kota selatan serta membunuh 1.200 orang, kebanyakan di antaranya adalah warga sipil, dan membawa 253 sandera kembali ke enklave tersebut.

Pasukan Israel mengatakan mereka telah membersihkan sebagian besar utara Gaza dari jaringan militer Hamas dan lebih dari sejuta penduduk bagian enklave tersebut telah pindah ke selatan untuk melarikan diri dari serangan. Namun pertempuran terus berlanjut di kamp pengungsian Jabalia dan daerah lain di sekitar Kota Gaza.

Yang masih tinggal di daerah tersebut menggambarkan kondisi yang mengerikan.

“Kami berjuang untuk bertahan dari bom, tetapi sejujurnya kami mencoba bertahan dari kelaparan lebih. Mencari makanan untuk keluarga, untuk anak-anak, telah menjadi petualangan yang lebih menantang daripada bertahan dari perang,” kata Amer, 32, seorang ayah dari tiga anak yang tinggal di utara Gaza, kepada Reuters. Dia mengirim pesan melalui kartu eSIM, satu-satunya alat yang dimiliki warga Gaza untuk terhubung dengan dunia luar di tengah hari ke-sembilan gangguan komunikasi.

Harga tepung, misalnya, telah melonjak bersama dengan barang-barang makanan lain yang sulit didapatkan di wilayah yang sudah miskin ini.

“Di tengah kelaparan yang mengancam penduduk utara Gaza, orang mulai menggiling apa yang tersedia untuk membuat tepung, mulai dari jagung dan mencapai makanan hewan,” tulis Anas Al-Sharif, seorang jurnalis lepas Palestina yang melaporkan dari utara Gaza.