Kebakaran di kamp pengungsian di Kongo meninggalkan puluhan keluarga tanpa tempat berteduh

Sebuah kebakaran di sebuah kamp pengungsian di Kongo Timur menghancurkan sekitar 50 tenda darurat pada hari Rabu sore, menyisakan puluhan keluarga tanpa tempat tinggal, menurut PBB. Juru bicara PBB mengatakan kebakaran diyakini bermula saat memasak di kamp tersebut. Kebakaran terjadi di kamp orang yang terdislokasi Muganga dekat ibu kota provinsi Goma yang sebelumnya telah diserang bom pada awal Mei yang menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai 32 lainnya, katanya. Belum jelas jenis bahan peledak yang digunakan dalam serangan tersebut.

“Ketika saya mencoba mengosongkan rumah dari barang berharga, saya tidak bisa menyelamatkan barang-barang berharga saya: tanda untuk menerima bantuan kemanusiaan berbagai macam,” kata Anne Marie Nikuze, 60 tahun, seorang pengungsi yang tinggal di kamp dengan anak-anak dan cucunya kepada Associated Press. “Sedikit yang kami miliki juga ikut terbakar,” katanya.

“Kami lolos dari serangan bom baru-baru ini dan sekarang, kebakaran yang menimpa kami.” ujar Furaha Mulema Mariam, 42 tahun, seorang ibu empat anak. “Keberuntungan kami adalah kejadian terjadi di siang hari, jika itu terjadi pada malam hari, kami semua akan mati.”

Konflik yang berlangsung puluhan tahun di Kongo Timur telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari 100 kelompok bersenjata berperang di daerah tersebut, kebanyakan untuk lahan dan kontrol tambang dengan mineral berharga. Beberapa berjuang untuk mencoba melindungi komunitas mereka. Banyak kelompok dituduh melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.

Kekerasan telah mengungsikan sekitar 7 juta orang, termasuk ribuan yang tinggal di kamp-kamp sementara seperti yang diserang bulan lalu. Banyak lainnya berada di luar jangkauan bantuan.