Kebakaran di Valencia, Spanyol, Meninggalkan Warga Tanpa Tempat Tinggal Setelah Melarikan Diri Panik

Vladimir Likhvan melarikan diri dari invasi Rusia ke Ukraina, berharap menemukan tempat yang aman di Eropa, hanya untuk menyaksikan dengan tak berdaya saat rumah barunya hancur dalam kebakaran yang melanda Kamis melalui kompleks apartemen tinggi di Valencia, Spanyol, yang menewaskan setidaknya 10 orang.

Pak Likhvan, 37, saudari perempuannya, Victoria Tudovshi, 42, dan anak perempuan berusia 13 tahun mereka tinggal di akomodasi sewa di lantai ke-10 bangunan tertinggi dari dua bangunan yang hancur akibat kebakaran Kamis. Mereka baru saja tiba di Spanyol setelah setahun tinggal dengan kerabat di Lithuania.

Seperti dua puluh beberapa keluarga Ukraina lainnya yang juga tinggal di bangunan tersebut pada saat kebakaran, kedua saudara ini telah mulai membangun kehidupan baru di Spanyol, menjauh dari bahaya dan kehancuran perang. Namun, pada Sabtu, mereka dan banyak tetangganya ditinggalkan tanpa harta benda dunia selain pakaian yang mereka kenakan; mereka menjadi tunawisma, berbelanja sikat gigi dan kebutuhan dasar lainnya.

Tidak jauh dari sana, otoritas setempat mengadakan momen keheningan untuk para korban di depan Kantor Walikota Valencia.

“Kami butuh bantuan, dengan dokumen, pakaian, uang untuk membeli peralatan baru untuk bekerja,” kata Pak Likhvan.

Sementara itu, para korban kebakaran ditawari akomodasi hotel gratis di pusat kota. Sebuah blok 131 apartemen, yang baru-baru ini dibeli oleh Dewan Kota, akan disediakan bagi warga yang kehilangan rumah mereka dalam kebakaran, sesuai dengan pernyataan Dewan Kota.

Namun di luar pabrik tembakau tua yang digunakan oleh dewan pada Sabtu pagi untuk memberikan dukungan praktis dan psikologis kepada para korban, tidak jelas apakah hunian baru tersebut ditawarkan secara gratis atau tidak.

Vicente Barberan, 55 tahun, yang bekerja di bidang layanan katering, masih membayar hipotek rumahnya yang baru saja terbakar. “Hipotek lain akan merusak saya,” katanya.

Raimundo González, 38 tahun, dan Virginia Pérez, 35 tahun, membeli apartemennya pada tahun 2014.

“Kami masih memiliki 30 tahun hipotek yang harus dibayar,” kata Pak González, yang bekerja di pelabuhan Valencia.

Pada Sabtu pagi, José Soriano, kepala asosiasi pengacara setempat, yang sedang mengatur upaya memberikan saran hukum gratis kepada para korban, mengatakan bahwa para korban “berhadapan dengan banyak masalah keuangan dan administratif, mulai dari mengajukan paspor baru hingga menentukan apa yang terjadi pada hipotek mereka.” Dia menambahkan bahwa Kepolisian Nasional menawarkan untuk mempercepat penggantian dokumen identitas yang hilang.

Penyebab kebakaran masih belum diketahui, begitu pula alasan penyebarannya yang cepat.