Kepala kepolisian El Salvador termasuk salah satu dari sembilan orang yang meninggal ketika helikopter militer yang mereka tumpangi jatuh di negara Amerika Tengah itu pada Minggu malam waktu setempat. Kepala Polisi Jenderal Mauricio Arriaza sedang mengawal seorang tersangka dalam skema penipuan bernilai jutaan dolar ke ibu kota, San Salvador, ketika helikopter tersebut jatuh sesaat setelah lepas landas. Tersangka, mantan direktur bank buronan Manuel Coto, dituduh terlibat dalam penggelapan $35 juta dari koperasi kredit di El Salvador. Presiden Salvador Nayib Bukele menulis di X bahwa dia tidak berpikir kecelakaan tersebut harus dianggap sebagai kecelakaan dan memerintahkan penyelidikan. Presiden Bukele mengatakan bendera akan dikibarkan setengah tiang selama tiga hari untuk menghormati Mr. Arriaza. Presiden menamainya sebagai kepala kepolisian pada tahun 2019 dan dia merupakan kunci dalam crackdown Mr. Bukele atas geng-geng terkenal El Salvador. Di bawah Mr. Bukele, tingkat pembunuhan negara yang mengejutkan menurun, tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan keamanan datang dengan biaya, dengan beberapa tersangka ditahan secara sewenang-wenang dan dihentikan untuk mengakses persidangan yang adil. Presiden Bukele memuji mantan kepala polisi itu sebagai “bagian fundamental dalam membawa perdamaian dan keamanan bagi rakyat kami”. Mr. Bukele mengatakan akan meminta bantuan internasional untuk memeriksa penyebab kecelakaan tersebut. Pasukan Bersenjata El Salvador mengatakan helikopter UH-1H jatuh dekat Pasaquina, sekitar 10 km dari perbatasan dengan Honduras. Helikopter tersebut membawa Kepala Polisi Arriaza, Pak Coto, dan kru berita TV, menurut media setempat. Semua orang di atas pesawat meninggal dalam kecelakaan itu, kata militer Salvadorean. Mr. Arriaza telah bepergian ke perbatasan Honduras untuk menahan Pak Coto. Pejabat Honduras mengatakan polisi telah menangkap mantan direktur bank saat ia mencoba pergi ke AS dengan bantuan penyelundup orang. Berita penangkapannya mengejutkan dan membingungkan karena tidak banyak yang tahu bahwa dia sedang dalam pelarian. Bahkan, otoritas Salvadorean telah mengumumkan kembali pada bulan Juli bahwa Pak Coto ditahan di Panama. Tidak jelas bagaimana dia bisa berada di Honduras. Pak Coto adalah salah satu dari 32 orang yang dituduh melakukan penggelapan dan pencucian uang atas hilangnya $35 juta dari kas koperasi kredit COSAVI. Jaksa Agung El Salvador menuduh kelompok itu mengalirkan uang dari tabungan orang dan menggunakannya untuk membeli apartemen mewah, mobil, dan barang lainnya. Secara total, 15 orang telah ditahan terkait kasus ini. Di antara mereka adalah orang tua Mr Coto.