Kepala Pusat Islam Hamburg yang dilarang berjuang menolak deportasi dari Jerman

Mantan pemimpin kontroversial Islamic Centre Hamburg (IZH) yang baru-baru ini dilarang di Jerman utara mengajukan tindakan hukum pada hari Rabu untuk menantang perintah deportasi, beberapa jam sebelum batas waktu untuk meninggalkan negara tersebut. Otoritas di Hamburg pada akhir Agustus telah memerintahkan Mohammed Hadi Mofatteh untuk meninggalkan negara dalam dua minggu dan melarangnya kembali. Tenggat waktu itu habis pada tengah malam Rabu. IZH dilarang pada bulan Juli setelah diklasifikasikan sebagai kelompok ekstremis oleh otoritas Jerman. Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser telah menggambarkan IZH sebagai “pusat propaganda Iran yang paling penting di Eropa.” Agensi intelijen dalam negeri Jerman menemukan bahwa Mofatteh dianggap hingga-baru-baru ini perwakilan resmi di Jerman dari Pemimpin Tertinggi Iran yang garis keras Ali Khamenei. “Mofatteh adalah perwakilan yang terampil dari rezim saat ini di Tehran. Keluarganya terintegrasi dengan kuat ke dalam elit negaraagama Iran,” menurut laporan terbaru oleh agensi itu. Dia telah memimpin IZH sejak tahun 2018. Juru bicara pengadilan mengkonfirmasi kepada dpa bahwa Mofatteh yang berusia 57 tahun telah mengajukan banding mendesak, tetapi mengatakan tindakan tersebut tidak selalu menghentikan perintah deportasi. Juru bicara pengadilan mengatakan jadwal untuk tindakan pengadilan mengenai aplikasi Mofatteh akan bergantung sebagian pada apakah otoritas mencoba mengeluarkan dia secara paksa dari negara tersebut. Otoritas Dalam Negeri Hamburg mengatakan bahwa akan mengeluarkan pernyataan mengenai masalah tersebut pada Rabu siang. Otoritas Jerman juga melarang lima organisasi lain yang berafiliasi dengan IZH dan menyita aset dan fasilitas yang dijalankan oleh ke-enam kelompok tersebut. Sejak saat itu, Masjid Biru yang dikelola oleh IZH di Hamburg juga tetap ditutup. IZH telah mengklaim bahwa Mofatteh adalah otoritas spiritual tertinggi bagi Muslim Syiah di Eropa daratan.