Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza yang dilanda perang, demikian kata mediator Qatar.
Mereka mengatakan bahwa dalam kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar dan Prancis, obat-obatan akan diberikan kepada para sandera yang ditahan oleh Hamas.
Sebagai imbalan, Israel akan memperbolehkan lebih banyak pasokan dasar masuk ke Gaza. Kondisi di wilayah tersebut sangat buruk setelah lebih dari tiga bulan pemboman Israel.
Sementara itu, AS mengatakan bahwa mereka berharap pembicaraan lebih lanjut bisa mengarah pada pembebasan lebih banyak sandera.
Utusan Timur Tengah AS telah berada di Qatar untuk membahas kemungkinan kesepakatan semacam itu, kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, pada hari Selasa.
Pembicaraan tersebut “sangat serius dan intensif”, tambahnya. “Kami berharap itu akan membuahkan hasil dan segera membuahkan hasil.”
Sebelumnya, juru bicara kementerian luar negeri Qatar, Majed Al Ansari, mengumumkan kesepakatan mengenai bantuan.
Dalam kesepakatan tersebut, pasokan kemanusiaan akan meninggalkan ibu kota Qatar, Doha, menuju Mesir pada hari Rabu. Kemudian akan dibawa ke Gaza, untuk diserahkan kepada warga sipil, sementara obat-obatan akan mencapai tawanan Israel.
Lebih dari 132 sandera diyakini masih ditahan di Gaza.
Kira-kira 240 orang ditangkap oleh Hamas dalam serangkaian serbuan di selatan Israel pada tanggal 7 Oktober. Sekitar 1.300 orang, terutama warga sipil, tewas.
Serangan tersebut memicu pemboman intens Israel terhadap Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 24.000 orang sejauh ini, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola oleh Hamas.
Pejabat Palestina mengatakan bahwa 85% dari populasi Gaza telah terpaksa pindah. Meskipun lebih banyak bantuan sekarang masuk ke Gaza, kepala urusan kemanusiaan PBB menggambarkan situasinya sebagai “tidak tertahankan”.