Konsumsi energi di Jerman menurun secara signifikan pada kuartal pertama dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, demikian yang dilaporkan oleh Kelompok Kerja Keseimbangan Energi (AGEB) pada hari Selasa.
Menurut perhitungan awal, konsumsi energi primer di Jerman turun sebesar 4,6% pada kuartal pertama.
Para ahli statistik energi mengaitkan penurunan ini dengan ekonomi yang lesu, cuaca yang ringan, harga energi yang tinggi, dan biaya tambahan emisi CO2 dalam perdagangan emisi nasional.
Selama kuartal pertama tahun ini, gas alam menjadi sumber energi utama yang dikonsumsi di Jerman, mencakup 31,8% dari total. Ini diikuti oleh minyak bumi sebesar 30,5% dan energi terbarukan sebesar 21,2%. Batu bara keras menyumbang sebesar 7,8% dan batu bara coklat sebesar 7,1%.
Menurut AGEB, konsumsi batubara keras turun hampir 21% pada kuartal pertama tahun ini. Konsumsi lignit turun sekitar 19%.
Generasi energi terbarukan meningkat sebesar 2,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan produksi listrik dari tenaga air, fotovoltaik, dan terutama energi angin,” demikian dijelaskan.
Setelah Jerman menonaktifkan tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhirnya pada April 2023, energi nuklir tidak lagi berkontribusi pada pasokan energi dalam negeri, laporan tersebut menjelaskan.
Pada kuartal pertama, ekspor listrik melebihi impor, total mencapai 0,5 terawatt jam (dibandingkan dengan 9,5 terawatt jam tahun sebelumnya).
Ahli statistik juga mencatat bahwa penurunan lebih lanjut dalam penggunaan batubara kemungkinan menyebabkan penurunan emisi CO2 sebesar 6,6%, atau 12 juta ton.