Rusia menuntut agar Ukraina menangkap kepala keamanan sendiri dan mengekstradisikannya ke Moskow. Kementerian Luar Negeri Rusia menuduh Vasyl Malyuk terlibat dalam aksi terorisme. Malyuk mengatakan pada Juli 2023 bahwa agensinya telah menghancurkan sebuah jembatan di Crimea pada Oktober 2022. Kementerian Luar Negeri Rusia menuntut pada malam Minggu agar Ukraina menangkap kepala layanan keamanannya sendiri dan mengekstradisikannya ke Rusia. Pernyataan tersebut menyalahkan Vasyl Malyuk, kepala Layanan Keamanan Ukraina, atas ledakan di jembatan di Crimea yang dikatakan Rusia menewaskan lima orang pada Oktober 2022. Pernyataan tersebut menyebut ledakan tersebut sebagai salah satu dari beberapa “serangan bom barbar,” yang disebutkan bersama serangan teroris yang menghancurkan gedung konser Moskow pada Maret 2022 yang menewaskan setidaknya 140 orang. Rusia menuduh Kyiv memfasilitasi serangan gedung konser, dengan pemimpin Vladimir Putin mengatakan bahwa otoritas Ukraina membiarkan para penembak melewati perbatasannya. Tidak ada bukti yang disajikan untuk mendukung tuduhan ini, dan kelompok teroris ISIS-K telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Mengenai ledakan jembatan di Crimea, Malyuk mengatakan secara terbuka pada Juli 2023 bahwa agensinya berada di balik serangan itu. “Ini adalah salah satu aksi kami, yaitu penghancuran jembatan Crimea pada 8 Oktober tahun lalu,” katanya kepada TV Ukraina, seperti dikutip dari The Associated Press. Sebelum pengakuan ini, Ukraina sudah dianggap bertanggung jawab atas penghancuran jembatan itu. Kementerian luar negeri Rusia menggambarkan serangan jembatan sebagai tindakan terorisme, dan mengatakan telah memberitahu Kyiv untuk “segera menangkap dan mengekstradisi setiap orang yang terlibat.” Moskow dan Kyiv telah terlibat dalam perang terbuka sejak Februari 2022, ketika Rusia menyerbu Ukraina. Layanan keamanan Ukraina mengatakan kepada media lokal bahwa klaim Rusia tentang terorisme yang disetujui Kyiv adalah “terutama sinis pada ulang tahun pembebasan kota Bucha dan kekejaman yang dilakukan oleh Rusia di sana.” “Jadi, semua kata-kata dari Kementerian Luar Negeri Rusia tidak berharga,” kata pernyataan itu, seperti yang dikutip oleh Ukrainska Pravda. Layanan keamanan menambahkan bahwa Putin sendiri berada di bawah surat penangkapan dari Pengadilan Pidana Internasional, atas tuduhan pasukannya melakukan kejahatan perang terhadap anak-anak di Ukraina. Tim pers Layanan Keamanan Ukraina tidak segera merespons permintaan komentar yang dikirim di luar jam kerja reguler oleh Business Insider. Bacalah artikel aslinya di Business Insider.