Membaca dikenal memiliki berbagai dampak positif pada kesehatan. Bulan Sejarah Asli Amerika ini dan seterusnya, berikan kecintaan pada kesehatan kognitif Anda dan rak buku Anda dengan judul-judul berikut dari penulis dan kolaborator pribumi.
I. Lingkaran-Lingkaran Tujuh: Ajaran Pribumi untuk Hidup Sehat oleh Chelsey Luger dan Thosh Collins
Luger dan Collins menawarkan panduan transformatif untuk kesehatan yang berakar dalam pengetahuan leluhur Pribumi. Melalui model Tujuh Lingkaran yang meliputi makanan, gerakan, tidur, upacara, ruang suci, tanah, dan komunitas, mereka merangkai cerita pribadi dengan saran praktis untuk meningkatkan perawatan diri melalui perebutan budaya.
II. Mihko Kiskisiwin – Blood Memory: Kumpulan Puisi Masyarakat Penyair Pribumi
Antologi ini memperkuat berbagai suara Pribumi melalui puisi, fiksi, dan non-fiksi kreatif. Setiap karya, mulai dari penulis yang dipenjara hingga para pencerita 2SLGBTQ+, memberikan kesaksian akan trauma dan penyembuhan. Berpusat pada konsep Cree “kenangan darah,” antologi ini menyerukan untuk kebangkitan budaya dan saling menghormati yang saling terkait. Sebuah tindakan revolusioner dari ingatan, kumpulan ini mengukir ruang bagi suara yang sering terdiam.
III. Gu’ahia Taíno (We Speak Taíno) oleh Roberto Múkaro Agueibaná Borrero
Karya bersejarah ini mengingat kembali bahasa Taíno klasik melalui kamus dan panduan tata bahasa yang komprehensif, yang dipimpin oleh pemimpin Pribumi Taino. Berakar dalam hampir satu dekade kolaborasi, karya ini mencerminkan ketahanan budaya dan kedaulatan linguistik. Gu’ahia Taíno tidak hanya mempertahankan bahasa leluhur yang penting tetapi juga mengundang pembaca untuk berinteraksi dengan kesaksian hidup tentang identitas dan kebanggaan Pribumi.
IV. Ketika Tidak Ada Yang Bekerja: Perspektif Zen dan Pribumi tentang Ketahanan, Tujuan Bersama, dan Kepemimpinan di Tempat Waktu Keruntuhan oleh Rōshi Norma Wong
Dengan kebijaksanaan puitis, Rōshi Norma Wong menyatukan filsafat Zen dan ajaran Pribumi Hawaii untuk membayangkan kembali ketahanan di dunia yang runtuh. Refleksi-beliau memandu pembaca untuk melampaui krisis dengan mengakar pada tujuan bersama dan kasih karunia yang saling terkait. Perjalanan meditatif ini mengundang kita untuk menciptakan ruang bagi harapan sambil menghormati beratnya saat ini.
V. Dari Abu: Kisah Saya sebagai Pribumi, Tunawisma, dan Menemukan Jalan Saya oleh Jesse Thistle
Memoar mendalam Jesse Thistle mengisahkan perjalanannya melalui tunawisma untuk mendapatkan kembali identitas dan budayanya. Dikisahkan dengan kerentanan dan kejujuran yang tajam, kisahnya adalah tentang ketahanan dan kekuatan penyembuhan cinta dan koneksi dengan komunitas Pribumi.
VI. Kehadiran dan Kedaulatan Pribumi di Kampus: Menopang Senjata Pribumi untuk Mengalahkan Monster Sistemik oleh Amanda Tachine
Amanda Tachine menggali hambatan sistemik yang dihadapi mahasiswa Pribumi di pendidikan tinggi dan merayakan “senjata” yang mereka gunakan untuk mengatasinya. Mengikuti perjalanan sepuluh remaja Navajo, dia menyoroti bagaimana cinta dan komunitas membantu mahasiswa Pribumi menavigasi lingkungan kampus yang berbahaya. Buku ini adalah panggilan kuat untuk mengubah ruang pendidikan sambil menghormati ketahanan dan kehadiran Pribumi.
VII. Washita Love Child: Kebangkitan Bintang Rock Pribumi Jesse Ed Davis oleh Douglas K. Miller
Dengan kata pengantar oleh Joy Harjo, biografi terperinci ini mengembalikan Jesse Ed Davis, seorang gitaris Kiowa-Comanche yang bersejarah, ke tempatnya yang semestinya dalam sejarah rock. Mulai dari berkolaborasi dengan legenda seperti John Lennon hingga mendefinisikan artisisme Pribumi, kisah Davis adalah tentang kejeniusan musik dan penegasan budaya. Dengan wawasan dari keluarga dan rekan, ini merupakan surat cinta untuk warisannya dan kemungkinan yang ia buka bagi seniman-seniman Pribumi.
VIII. Menjadi Keluarga: Panggilan Pribumi untuk Tidak Melupakan Masa Lalu dan Memvisualisasikan Ulang Masa Depan Bersama oleh Patty Krawec
Patty Krawec mengajak pembaca untuk “tidak melupakan” sejarah kolonial dan memvisualisasikan ulang masa depan bersama melalui kekerabatan. Berlandaskan pada kebijaksanaan Anishinaabe dan narasi pribadi, ia menantang kita untuk menghormati perjanjian dan mengembalikan hubungan dengan tanah secara solidaritas. Eksplorasi yang menyentuh ini menyatukan analisis sejarah dengan kenangan komunal, menerangi jalan menuju dunia yang lebih adil.