Sebagian besar penumpang yang berada di atas kapal kayu yang tenggelam di Mokwa di Negara Bagian Niger adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 100 orang dikabarkan hilang di Nigeria setelah perahu yang membawa sebagian besar perempuan dan anak-anak tenggelam di Negara Bagian Niger di bagian utara negara tersebut, kata otoritas.
Perahu kayu buatan lokal, dengan kapasitas 100 penumpang, membawa sekitar 300 orang ketika terbalik di distrik Mokwa pedesaan, kata pejabat darurat pada hari Rabu.
Perahu tersebut tenggelam di Sungai Niger pada malam Selasa sekitar pukul 20.30 (19.30 GMT), kata Abdullahi Baba-Arah, direktur jenderal Badan Penanggulangan Darurat Negara Bagian Niger (NSEMA).
Penumpang tersebut sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah festival agama Islam ketika kejadian tersebut terjadi.
Petugas penyelamat dan relawan dari wilayah pemerintahan lokal Mokwa telah berhasil menyelamatkan 150 orang, kata Babah-Arah awal Rabu.
“Pencarian dan operasi penyelamatan masih berlangsung untuk menemukan lebih banyak korban selamat,” tambah kepala NSEMA dalam sebuah pernyataan.
Kemudian, outlet berita Nigeria Punch mengutip Babah-Arah mengatakan bahwa sembilan mayat telah ditemukan.
“Sembilan mayat telah ditemukan dalam kecelakaan perahu Gbajibo. Dua perempuan dan tujuh pria,” kata Baba-Arah dalam sebuah pembaruan, laporan tersebut dilaporkan.
Media lokal Vanguard News mengutip rilis berita dari Ketua Dewan Pemerintah Lokal Mokwa, mengatakan puluhan jenazah telah ditemukan.
“Ketua Dewan Abdullahi Muregi mengakui penemuan sekitar 60 jenazah, sementara 10 korban selamat telah ditemukan,” lapor Vanguard.
Perahu sedang dalam perjalanan dari Mundi ke Gbajibo untuk perayaan Maulid Tahunan ketika kecelakaan terjadi, kata pejabat pemerintahan lokal dan NSEMA.
Ismaila Umar, yang memimpin sebuah asosiasi pengemudi perahu di Mokwa, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kemungkinan menemukan korban selamat sangat tipis.
Ini akan menjadi bencana besar kedua di Negara Bagian Niger dalam 18 bulan setelah lebih dari 100 orang tewas dalam kecelakaan perahu lain.
Para ahli mengatakan bahwa sebagian besar bencana perahu di Nigeria dalam beberapa tahun terakhir semakin menunjukkan kegagalan regulasi dan sering dikaitkan dengan penumpukan beban atau perahu yang kurang terawat.
“Perahu seharusnya tidak boleh membawa lebih dari 100 orang, tetapi hampir 300 orang di atasnya. Dan itulah yang menyebabkan keretakan perahu,” kata Salihu Garba, direktur bantuan dan rehabilitasi di layanan darurat negara, kepada kantor berita The Associated Press.
Baba-Arah dari NSEMA mengatakan badannya sedang menyelidiki apa yang terjadi selama insiden Selasa dan penyebabnya belum ditentukan, laporan media lokal.