Di atas kapal penelitian di lepas pantai Thailand, para ilmuwan menyortir hasil tangkapan mereka. Jaring trawling telah menarik seekor makhluk laut yang “hantu” dengan kulit mengelupas dan mata “hijau berkilau”.
Ternyata itu adalah spesies baru.
Para peneliti menghabiskan dua minggu trawling ke dalam kedalaman Laut Andaman pada tahun 2018, menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada 6 Maret dalam jurnal Raffles Bulletin of Zoology. Tujuan mereka adalah untuk meneliti kehidupan laut di daerah tersebut.
Selama survei, para peneliti menemukan ikan “hantu” dengan mata hijau, demikian kata studi tersebut. Pada awalnya, mereka mengidentifikasi hewan tersebut sebagai spesies yang sudah dikenal, namun setelah pemeriksaan lebih lanjut, mereka menyadari bahwa telah menemukan spesies baru: Chimaera supapae, atau Chimaera moncong-pendek Andaman.
Chimaera, yang juga dikenal sebagai hiu hantu atau ratfishes, adalah kelompok ikan bertulang rawan yang hidup di laut dalam, lebih dari 1.600 kaki di bawah permukaan, demikian kata studi tersebut.
Chimaera moncong-pendek Andaman memiliki kepala “besar” dengan mata “besar”,”hijau berkilau” dan moncong “pendek”,”tumpul,” kata para peneliti. Tubuhnya “tipis” tertutupi kulit mengelupas dan berakhir dengan ekor seperti benang.
Hanya satu Chimaera moncong-pendek Andaman yang ditemukan, dan jantan tersebut memiliki panjang 20 inci, kata studi tersebut.
Para peneliti menggambarkan warna hidup hiu hantu tersebut sebagai “cokelat tua merata, tanpa bintik atau garis”. Sebuah foto menunjukkan spesies baru tersebut.
Peneliti mengatakan bahwa mereka memberi nama spesies baru tersebut sesuai dengan Supap Monkolprasit, seorang profesor yang “mendedikasikan seluruh hidupnya untuk studi ikan bertulang rawan di Thailand” dan meninggal pada tahun 2013.
Sejauh ini, hanya satu Chimaera moncong-pendek Andaman yang ditemukan di Laut Andaman sekitar 100 mil dari pantai barat Thailand, kata studi tersebut.
Laut Andaman terletak di Samudera Hindia dan sebagian besar berada di sepanjang pantai Myanmar dan Thailand.
Spesies baru ini diidentifikasi berdasarkan ukurannya, bentuk tubuh, kepala, pewarnaan, dan fitur fisik lainnya, kata studi tersebut. Analisis DNA menemukan bahwa spesies baru tersebut memiliki setidaknya 7,9% perbedaan genetik dari spesies hiu hantu lainnya.
Tim peneliti termasuk David Ebert, Tassapon Krajangdara, Fahmi, dan Jenny Kemper.