Ekonomi Asia Tenggara berada di jalur untuk mencapai tonggak sejarah dalam empat tahun setelah proyeksi pertumbuhan 2024 naik menjadi 4,9 persen.
Malaysia bisa mencapai status negara berpendapatan tinggi secepat tahun 2028 di tengah pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari yang diharapkan dan penguatan mata uang, kata seorang ekonom Bank Dunia ternama.
Malaysia berada di jalur untuk mencapai tonggak itu setelah pemberi pinjaman berbasis Washington, DC, menaikkan proyeksi pertumbuhan negara dari 4,3 persen menjadi 4,9 persen pada tahun 2024, kata Apurva Sanghi, ekonom utama bagi Malaysia, pada hari Kamis.
Pertumbuhan yang lebih tinggi berdampak pada peningkatan standar hidup, yang, dipadankan dengan ringgit yang lebih kuat, membuat status berpendapatan tinggi “dalam jangkauan,” kata Apurva.
Ekonomi Malaysia 12 persen lebih besar dari sebelum pandemi COVID-19, membuatnya lebih maju dari setiap negara Asia Tenggara kecuali Singapura, tambah Apurva.
“Ini juga berarti M’sia bisa mencapai status berpendapatan tinggi secepat tahun 2028 – dengan asumsi reformasi yang berkelanjutan – dan keberuntungan,” tulis Apurva dalam sebuah pos di X.
Apurva menyerukan kepada pemerintah untuk fokus pada reformasi guna memastikan kemajuan, termasuk membatalkan subsidi bahan bakar dan menangani kurangnya pekerjaan dari sekitar 2 juta warga Malaysia yang bekerja di pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
“Secara ringkas, ya, ekonomi saat ini berada di tempat yang bagus,” katanya.
“Namun, bisa lebih baik lagi kalau kita menangani masalah kurangnya pekerjaan yang mempengaruhi hati, pikiran, semangat dari jutaan pemuda Malaysia yang bercita-cita tinggi.”
Ekonomi Malaysia tumbuh 3,7 persen pada tahun 2023, setelah ekspansi 8,7 persen tahun sebelumnya.
Bank Dunia mendefinisikan negara berpendapatan tinggi sebagai negara dengan pendapatan nasional bruto per kapita sebesar $14.005 atau lebih.