Mantan Ibu Negara Zambia Esther Lungu dan putrinya Chiyeso Katete telah ditangkap atas kepemilikan properti yang diduga merupakan hasil kejahatan. Kedua mereka ditangkap pada hari Kamis di ibu kota, Lusaka, bersama seorang kerabat dekat lainnya yang disebut sebagai Charles Phiri, kata otoritas. Nyonya Lungu “gagal memberikan penjelasan yang masuk akal” mengenai bagaimana dia memperoleh properti senilai $30,000 (£24,000) di ibu kota, kata agensi anti-narkoba negara tersebut. Mantan Presiden Edgar Lungu mengatakan keluarganya akan menantang tuduhan tersebut di pengadilan. Pemimpin yang sudah tidak menjabat itu telah menuduh pemerintah telah mempersekusi dirinya dan anggota partainya Patriotic Front (PF) untuk menghalang-halangi kembalinya ke politik menjelang pemilu 2026. Beliau baru-baru ini mengklaim telah ditempatkan di bawah tahanan rumah karena aktivitas politiknya yang meningkat meskipun pemerintah membantahnya. Bulan September lalu, istrinya ditangkap atas tuduhan korupsi, melibatkan kasus-kasus pencurian kendaraan bermotor dan sertifikat kepemilikan, yang dia tolak. Pada hari Kamis, Nyonya Lungu, 66 tahun, ditangkap atas dugaan perolehan dengan cara menipu real estate mewah di Lusaka, kata Komisi Penindakan Narkoba (DEC) dalam sebuah pernyataan. Mereka semua dilepaskan dengan jaminan, kata Bapak Lungu, menambahkan bahwa mereka berada di rumah setelah diinterogasi oleh petugas DEC selama beberapa jam pada hari Kamis. Salah satu dari putri Nyonya Lungu, Tasila, dihadapkan pada tuduhan terpisah namun terkait, sesuai dengan DEC. Dia telah diperintahkan, melalui pengacaranya, untuk muncul di DEC pada hari Senin. Para terdakwa tidak memberikan komentar terkait tuduhan tersebut namun dalam pernyataan singkat, mantan presiden mengatakan keluarganya akan menantangnya di pengadilan. Tidak segera jelas apakah dan kapan mereka akan tampil di pengadilan. Bapak Lungu mengumumkan kembali ke politik pada bulan Oktober lalu, memicu pemerintah untuk menarik kembali manfaat pensiunnya. Beliau telah pensiun dari politik setelah kalah dalam pemilihan presiden dari Hakainde Hichilema pada tahun 2021. Setelah enam tahun menjabat, Bapak Lungu meninggalkan negara Afrika Selatan itu dalam hutang berat dan dengan ekonomi yang tidak stabil. Beberapa mantan menteri, pejabat pemerintah, dan anggota keluarga Bapak Lungu telah menjadi incaran badan investigasi Zambia dalam kampanye anti-korupsi yang diluncurkan oleh Presiden Hichilema. Bapak Hichilema telah bersumpah untuk mengembalikan semua sumber daya yang diduga dicuri selama masa pemerintahan Bapak Lungu. Para kritikus mengatakan bahwa aksi anti-korupsi tersebut dibuat atas motif politis.