Mantan pasangan yang membunuh atlet Uganda meninggal akibat luka bakar

Mantan pacar atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei, yang membunuhnya dengan membakarnya, telah meninggal akibat luka bakar yang dideritanya dalam serangan itu, seorang pejabat rumah sakit Kenyan mengatakan.
Dickson Ndiema menyerang pelari marathon tersebut saat dia pulang ke rumah dari gereja lebih dari seminggu yang lalu, sebelum menuangkan bensin kepadanya dan membakarnya.
Administrator setempat mengatakan keduanya bertengkar tentang sebidang tanah kecil di barat laut Kenya, di mana Cheptegei tinggal dan berlatih.
Ndiema meninggal pada Senin malam di unit perawatan intensif di mana dia dirawat dengan lebih dari 30% luka bakar di tubuhnya.
“Benar dia meninggal karena luka bakar,” kata Dr Owen Menach dari Rumah Sakit Pengajaran dan Rujukan Moi di kota Eldoret kepada BBC.
Msn Cheptegei meninggal Kamis lalu akibat luka bakar 80% yang dideritanya selama serangan empat hari sebelumnya.
Tetangga memberi tahu BBC bahwa mereka mendengar teriakan sebelum Cheptegei berlari mendekati mereka berteriak minta tolong.
Ndiema akan dihadapkan pada tuduhan karena polisi mengatakan mereka menganggap kematian Cheptegei sebagai pembunuhan, dengan mantan pacar sebagai tersangka utama.
Keduanya dirawat di Rumah Sakit Moi sebelum kematiannya.
Olimpian berusia 33 tahun itu adalah atlet ketiga yang tewas di Kenya dalam tiga tahun terakhir, di mana mitra intim dinamai sebagai tersangka utama oleh polisi.
Pada tahun 2021, pemegang rekor dunia Agnes Tirop ditikam hingga mati dan enam bulan kemudian Damaris Mutua digantung.
Cheptegei lahir di sisi Kenya dari perbatasan Kenya-Uganda, namun memilih untuk pindah dan mewakili Uganda untuk mengejar mimpinya dalam atletik ketika dia tidak mendapat terobosan di Kenya.
Ketika dia mulai tertarik pada lari, dia bergabung dengan Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda pada tahun 2008 dan naik ke pangkat sersan.
Karirnya termasuk berkompetisi dalam Olimpiade Paris tahun ini. Meskipun dia finis ke-44 dalam maraton, orang-orang di daerah asalnya menyebutnya sebagai “juara”.
Cheptegei akan dimakamkan pada Sabtu di rumah leluhurnya di Bukwo, Uganda.
Serangan terhadap perempuan telah menjadi perhatian utama di Kenya. Pada tahun 2022 setidaknya 34% wanita mengatakan bahwa mereka telah mengalami kekerasan fisik, menurut survei nasional.
[Getty Images/BBC]
Pergi ke BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.
Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook di BBC Africa atau di Instagram di bbcafrica
Podcast BBC Afrika