Sebuah pesawat Spirit Airlines bersiap untuk berangkat dari Bandara Internasional Austin-Bergstrom. Maskapai murah itu berencana untuk terus terbang saat mengajukan perlindungan kebangkrutan bab 11.
Setelah bertahun-tahun kerugian keuangan dan upaya penggabungan yang gagal, Spirit Airlines mengajukan perlindungan kebangkrutan bab 11 pada hari Senin. Maskapai berbiaya rendah itu mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan pemegang obligasinya untuk menyusun kembali utangnya – dan berharap bisa terus terbang seperti biasa selama proses kebangkrutan. Ini juga akan penjualan tiket dan kredit yang diterbitkan.
“Hal terpenting yang perlu diketahui adalah Anda bisa terus memesan dan terbang sekarang dan di masa depan,” kata maskapai yang berbasis di Florida tersebut dalam surat terbuka kepada pelanggannya.
Spirit adalah maskapai Amerika Serikat besar pertama yang mengajukan bab 11 sejak tahun 2011. Namun, langkah ini tidak mengejutkan karena perusahaan belum mencatatkan keuntungan tahun penuh sejak 2019.
Spirit, maskapai terbesar ketujuh di negara itu, mencoba untuk bergabung dengan JetBlue, maskapai terbesar keenam. Tetapi kesepakatan tersebut diblokir oleh seorang hakim federal pada bulan Januari setelah Departemen Kehakiman dan beberapa jaksa agung negara mengajukan gugatan untuk menghentikannya.
Sejak itu, Spirit telah merampingkan operasinya dan menjual beberapa pesawatnya dalam upaya untuk memotong biaya dan mendapatkan uang tunai.
“Kami berharap menyelesaikan proses ini pada kuartal pertama 2025 dan muncul dalam posisi yang lebih baik untuk memberikan nilai terbaik di udara,” kata maskapai tersebut.