MEXICO CITY (AP) — Meksiko dan Cile telah meminta Pengadilan Pidana Internasional untuk menyelidiki kemungkinan kejahatan terhadap warga sipil di Gaza dan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel.
Kementerian Luar Negeri Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengajukan permintaan “karena kekhawatiran yang semakin meningkat tentang eskalasi kekerasan baru-baru ini, terutama terhadap warga sipil.”
Telah ada klaim meluas tentang pelanggaran hukum internasional oleh Hamas dan pasukan Israel sejak pecah perang.
Israel meluncurkan operasi militer di Jalur Gaza menyusul serangan pada 7 Oktober, di mana 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang ditawan oleh militan Hamas.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 24.400 warga Palestina meninggal selama operasi militer Israel, dan PBB mengatakan seperempat dari 2,3 juta orang yang terjebak di Gaza kelaparan.
Karim Khan, jaksa penuntut utama Pengadilan Pidana Internasional, mengatakan pada bulan Desember bahwa menyelidiki kemungkinan kejahatan oleh militan Hamas dan pasukan Israel adalah “prioritas.”
ICC adalah pengadilan terakhir yang dibentuk untuk memperkarakan kejahatan perang ketika pengadilan lokal tidak bisa atau tidak mau bertindak. Israel bukan anggota pengadilan dan tidak mengakui yurisdiksinya.
Setiap proses ICC akan terpisah dari kasus Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida di pengadilan dunia PBB, tuduhan yang ditolak oleh Israel.
Khan mengatakan pada bulan Desember bahwa di Gaza pertempuran terjadi “di daerah padat penduduk di mana para pejuang diduga secara melanggar hukum terdapat di antara penduduk sipil, yang secara inherent kompleks, namun hukum kemanusian internasional harus tetap diterapkan dan militer Israel mengetahui hukum yang harus diterapkan.”